Sinergi BI, Kemenperin, Jatim: Mesin Penggerak Transformasi Industri Hijau
SURABAYA, Nawacita – Transformasi industri hijau di Jawa Timur tidak bisa berjalan sendirian. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jatim, Iwan, menegaskan bahwa percepatan industri berstandar hijau hanya dapat terwujud melalui kolaborasi kuat antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, akademisi, pelaku industri, hingga lembaga keuangan.
Dalam forum resmi pada Selasa (2/12/2025) yang digelar beriringan dengan arahan Kementerian Perindustrian, Iwan mengungkapkan bahwa agenda percepatan transisi industri saat ini sudah memasuki fase yang lebih strategis. Setiap pemangku kepentingan, katanya, punya peran nyata yang tidak bisa saling dilepaskan.
“Hari ini kami melaksanakan forum ini atas arahan Ibu Kepala Badan Kemenperin, dan mendapatkan sinergi luar biasa dari Bank Indonesia. Ini menunjukkan bahwa percepatan industri hijau bukan kerja satu lembaga, tetapi kerja bersama,” ujar Iwan.
Ia menjelaskan bahwa forum percepatan industri—yang sebelumnya telah berjalan selama dua tahun dan kini memasuki periode kedua—menjadi ruang penting untuk menyatukan langkah lintas unsur: akademisi, industri, pemerintah pusat, dan pemerintah daerah.
Forum ini, lanjutnya, bukan hanya simbol koordinasi, tetapi wadah untuk menyelesaikan persoalan konkret dan merumuskan strategi masa depan.

“Tantangan dua tahun ke depan tentu berbeda. Kami harus berlari lebih cepat, terutama dalam percepatan sertifikasi dan standarisasi industri,” tegasnya.
Menurut Iwan, arah ekonomi ke depan tidak bisa lagi dilepaskan dari prinsip keberlanjutan. Standar hijau, efisiensi energi, hingga penggunaan material ramah lingkungan menjadi keharusan baru bagi dunia industri.
Lebih jauh, ia menyoroti peran penting UMKM dalam ekosistem industri hijau. Tidak hanya industri besar yang didorong bertransformasi, tetapi juga pelaku usaha kecil yang kini mulai dikenalkan pada konsep reuse, recycle, dan pewarnaan ramah lingkungan.
“Ini untuk memastikan bahwa transisi tidak hanya dinikmati oleh industri besar. UMKM pun harus ikut terlibat, ikut naik kelas. Prinsip inklusif dan berkelanjutan harus dirasakan oleh seluruh lapisan,” ungkapnya.
Iwan menutup dengan pesan bahwa masa depan industri Jawa Timur kini mengarah pada satu tujuan besar: industri hijau yang mampu bersaing, berstandar global, dan memberi manfaat nyata bagi masyarakat.
“Kolaborasi adalah kuncinya. Dan Jawa Timur siap menjadi provinsi yang memimpin transformasi tersebut,” tandasnya. (Al)


