Tuesday, December 23, 2025
HomeSTARTUPLifeStyleKorona Adven: Lingkaran Kecil yang Menyalakan Harapan

Korona Adven: Lingkaran Kecil yang Menyalakan Harapan

Korona Adven: Lingkaran Kecil yang Menyalakan Harapan

Surabaya, Nawacita | Minggu Adven pertama di tahun 2025 jatuh pada tanggal 30 November, yang menjadi penanda seluruh gereja di dunia dalam mempersiapkan diri menjelang Natal. Setiap memasuki masa Adven, sebuah lingkaran hijau dengan lilin-lilin di atasnya mudah ditemukan di rumah umat, kapel lingkungan, hingga gereja paroki. Benda itu bernama Korona Adven, sebuah tradisi lama yang lahir dari budaya Jerman dan kini menjadi bagian tak terpisahkan dari devosi umat Katolik di seluruh dunia.

Tradisi ini berawal pada tahun 1839, seorang pendeta Lutheran, Johann Hinrik Wichern, menciptakan karangan bunga Adven untuk menghibur anak-anak yatim piatu di Hamburg. Hal tersebut didasari oleh kebiasaan masyarakat Jerman yang menyalakan lilin di atas lingkaran daun sebagai simbol harapan bahwa musim dingin yang gelap akan segera berlalu dan digantikan musim yang cerah dan hangat. Seiring waktu, simbol penuh makna ini diadopsi oleh umat Katolik dan diperkaya dengan penjelasan spiritual yang lebih mendalam.

Korona Adven biasanya dibuat dari daun cemara (evergreen) yang melambangkan kehidupan abadi dan kasih Allah yang tak pernah pudar. Empat lilin di atasnya dinyalakan setiap pekan, menandai perjalanan rohani umat menuju perayaan kelahiran Kristus.

- Advertisement -

Baca Juga: Makna Rabu Abu Bagi Gereja Katolik dan Protestan

Empat lilin pada Korona Adven melambangkan empat minggu Adven, masing-masing memiliki makna khususnya:

1. Lilin pertama: melambangkan harapan dan penantian akan kedatangan Tuhan.
2. Lilin kedua: melambangkan iman dan persiapan untuk menyambut Tuhan.
3. Lilin ketiga: biasanya berwarna merah muda, sebagai lambang sukacita dan kegembiraan karena kedatangan Tuhan semakin dekat.

4. Lilin keempat: melambangkan kasih dan damai sejahtera.

Meski menjadi sarana devosi yang sangat populer, Korona Adven sejatinya tidak diatur wajib dalam liturgi. Perdebatan pun muncul mengenai warna lilin: sebagian memilih ungu dan merah muda sesuai warna liturgi, sedangkan pandangan liturgis lainnya menekankan penggunaan lilin putih agar tidak melampaui ketentuan liturgis yang hanya berlaku bagi busana klerus.

Namun di luar persoalan warna, korona Adven menghidupkan pengalaman yang sama: umat berkumpul, berdoa, dan menyalakan satu lilin setiap minggu—harapan, iman, sukacita, dan kasih. Pada puncaknya, Minggu Adven IV, keempat lilin menyala sebagai simbol kesiapan menyambut Sang Terang Dunia. Beberapa keluarga menambahkan satu lilin putih di tengah, yang dinyalakan pada malam Natal sebagai tanda bahwa Kristus telah hadir.

Baca Juga: Kue-Kue Tradisional yang Disajikan saat Perayaan Natal dari Berbagai Negara

Lebih dari sekadar dekorasi, Korona Adven mengundang umat untuk memasuki suasana batin penantian. Di tengah dunia modern yang sering melemahkan semangat dan memudarkan harapan, lilin-lilin kecil itu menjadi tanda ketekunan. Ia mengingatkan bahwa harapan yang sejati bukan terletak pada teknologi, kekuasaan, atau diri sendiri, tetapi pada Allah yang setia.

Masa Adven kali ini juga memiliki makna khusus bagi umat Keuskupan Surabaya. Empat pekan ini menjadi langkah awal memasuki arah pastoral 2026 yang berfokus pada Panca Tugas Gereja: liturgia, koinonia, kerygma, diakonia, dan martyria. Untuk menjalankannya, umat diajak meneguhkan tiga keutamaan dasar: iman, harapan, dan kasih. Harapan ditempatkan sebagai renungan pertama, agar umat memiliki kekuatan bertahan di tengah risiko dan tantangan zaman.

Di pekan pertama Adven, lilin pengharapan kembali dinyalakan. Nyala kecil itu mengajak umat membuka mata, pikiran, dan hati—menanti dengan setia kedatangan Sang Kebahagiaan Kekal. Dalam kesederhanaannya, korona Adven menjadi pengingat bahwa terang bukan hanya akan datang, tetapi sudah mulai bersinar dari setiap hati yang mau berharap.

Reporter: Rovallgio

RELATED ARTICLES

Leave a reply

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -

Terbaru