Thursday, December 18, 2025
HomeSTARTUPLifeStyleVideo Harrison Ford dan Zulhas Kembali Viral, Netizen Kaitkan Dengan Kayu Gelondongan...

Video Harrison Ford dan Zulhas Kembali Viral, Netizen Kaitkan Dengan Kayu Gelondongan Terbawa Banjir Bandang

Video Harrison Ford dan Zulhas Kembali Viral, PAN Sumut Angkat Suara

JAKARTA, Nawacita – Video Harrison Ford dan Zulhas Kembali Viral, Banjir bandang yang melanda wilayah Sumatera seperti Sumatera Utara, Sumatera Barat hingga Aceh, beberapa hari terakhir, memicu keprihatinan.

Bencana nasional ini telah membuat puluhan ribu rumah rusak, ratusan orang hilang dan ratusan meninggal dan luka. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap bahwa salah satu pemicu utama situasi ini adalah bibit siklon yang memicu cuaca ekstrem di sekitar Sumatera.

Kombinasi hujan berintensitas tinggi, angin kencang, dan kelembapan ekstrem menciptakan kondisi yang ideal untuk terjadinya banjir besar dan longsor. Sayangnya, penjelasan BMKG terhadap kondisi banjir bandang wilayah Sumatera, tak membuat publik percaya begitu saja.

- Advertisement -

Terlebih kemunculan video dibalik banjir bandang, dalam video yang beredar di medsos, banyak terbawa arus kayu-kayu gelondongan dalam jumlah besar.

Warganet menghubungkan kalau banjir ini disebabkan penebangan hutan yang dilakukan secara masif di sejumlah wilayah di Pulau Sumatera. Baik untuk ditanam sawit atau tanaman perkebunan lainnya.

Salah satu isu yang kembali mencuat adalah kerusakan massif kawasan Hutan Tesso Nilo, salah satu ekosistem hutan dataran rendah tersisa di Sumatera.

Netizen menyoroti bahwa berbagai izin dan praktik pembukaan lahan selama bertahun-tahun telah membuat ekosistem kawasan ini dan banyak area lain di Sumatera melemah secara struktural.

Baca Juga: Kemenkes Kirim Obat dan Nakes untuk Bantu Korban Banjir-Longsor di Aceh, Sumut, dan Sumbar

Ketika hujan ekstrem datang, tanpa perlindungan tutupan hutan, air tidak lagi tertahan dan bencana pun tak terhindarkan.

“Ini bukan sekadar siklon. Hutan Sumatera sudah lama diperlakukan seperti halaman belakang tanpa penjaga,” tulis salah satu pengguna X yang cuitannya viral.

Nah, di tengah keprihatinan ini, muncul video wawancara Zulkifli Hasan tahun 2013, yang kala itu menjabat sebagai Menteri Kehutanan, berjumpa dengan Aktor sekaligus Aktivis Lingkungan Harrison Ford dalam program dokumenter tentang deforestasi.

Pada saat itu, percakapan memanas karena Ford terus menekan soal kerusakan hutan Indonesia. Momen itu kini kembali beredar, dianggap relevan dengan situasi Sumatera hari ini.

Percakapan lama itu kini dijadikan simbol bahwa peringatan mengenai deforestasi bukan isu baru. Publik merasa bahwa bencana di Sumatera bukan hanya musibah alam, tetapi akumulasi dari kebijakan yang membiarkan pembukaan lahan besar-besaran atas nama industri.

PAN Sumut Angkat Suara

Merespons hal ini, Sekretaris DPW Partai Amanat Nasional (PAN) Sumatera Utara yang juga Ketua Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Dedy Irawan, SP, M.Si, menerangkan, asumsi yang disebarkan sejumlah akun tidak jelas identitasnya.

Isu tersebut banyak muncul di platform daring dan disebarkan akun-akun anonim dalam pola yang terkesan terkoordinasi.

“Kami melihat banyak akun bodong menyebarkan propaganda yang menyesatkan dengan menyalahkan Pak Zulkifli Hasan atas bencana banjir. Ini tuduhan tidak berdasar, tidak logis, dan sangat tidak etis di tengah masyarakat yang sedang berduka,” tegasnya di Jakarta, Jumat 28 November 2025.

Ia menambahkan bahwa bencana alam berskala besar seperti ini dipengaruhi faktor cuaca ekstrem, topografi, kerentanan lingkungan, dan dinamika meteorologis, jangan diarahkan ke hal hal yang politis apalagi cendrung kepada fitnah dan penyebaran informasi hoaks.

“Masyarakat sedang dalam keadaan sulit. Jangan tambah beban mereka dengan hoaks dan fitnah. Banjir ini adalah fenomena alam yang harus dihadapi dengan kerja bersama, bukan dijadikan panggung untuk membangun sentimen negatif,” tambahnya.

Dedy Irawan menekankan pentingnya menjaga ruang digital tetap sehat selama masa tanggap darurat bencana. Menurutnya, penyebaran hoaks justru mengalihkan perhatian dari hal-hal yang lebih mendesak, seperti evakuasi, distribusi bantuan, dan perlindungan warga rentan.

“Ini bukan saatnya melakukan perang narasi. Ini saatnya gotong royong dan mengutamakan kemanusiaan. Jagalah ruang publik kita dari provokasi dan disinformasi,” ujarnya.

insmslnws.

RELATED ARTICLES

Leave a reply

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -

Terbaru