Monday, December 22, 2025
HomeDAERAHJABARHadapi Tantangan 2026, Ekonom Unpas Dorong Pemkot Bandung Optimalisasi Anggaran dan Program...

Hadapi Tantangan 2026, Ekonom Unpas Dorong Pemkot Bandung Optimalisasi Anggaran dan Program Prioritas

Bandung, Nawacita.co – Pengamat Ekonomi Universitas Pasundan (Unpas), Acuviarta Kartabi mendorong Pemkot Bandung untuk melakukan optimalisasi anggaran dan program guna menghadapi tantangan ekonomi 2026.

Menurutnya, tantangan ekonomi Kota Bandung 2026 tidak mudah untuk dihadapi. Sehingga, perlu adanya optimalisasi anggaran pemerintah sebagai kunci dalam menghadapi tantangan tersebut.

“Tantangan tahun depan cukup banyak. Secara nasional kita tahu ada shifting anggaran. Nah, terutama anggaran-anggaran besar ini memang harus kita optimalkan,” kata Acuviarta saat ditemui di Bandung, Sabtu (29/11/2025).

- Advertisement -

Ia menuturkan, optimalisasi anggaran tersebut harus bisa disalurkan kepada sejumlah program prioritas pemerintah pusat seperti Makan Bergizi Gratis, Koperasi Desa Merah Putih (KDMP), serta pembangunan infrastruktur yang harus benar-benar dikelola agar memberi dampak nyata bagi ekonomi daerah.

“Setting anggaran itu kan sebagian besar ditarik juga oleh anggaran kementerian dan lembaga. Kita berharap belanjanya di daerah itu sesuai dengan prioritas, sehingga punya kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi,” ucap dia.

Selain itu, persoalan krusial yang harus diperhatikan adalah kecepatan realisasi anggaran. Acuviarta menilai, pola serapan yang kerap menumpuk di akhir tahun.

Kebiasaan ini berisiko membuat banyak pekerjaan tidak optimal, apalagi jika ditambah faktor cuaca yang bisa menghambat proyek fisik.

“Kalau sekarang kan menumpuk di akhir tahun. Apalagi ada faktor cuaca, potensi tidak terserapnya juga besar, dan pekerjaannya tidak optimal,” ungkap Acuviarta.

Upaya-upaya di atas harus bisa mendorong pertumbuhan ekonomi Kota Bandung di atas angka 5,5 persen. Sebab, angka tersebut cukup ideal agar dampaknya terasa langsung oleh masyarakat.

“Kalau masih di bawah 5,5 persen, ya seperti kondisi saat ini. Saya berharap tahun depan bisa 5,5 sampai 6 persen supaya konsumsi rumah tangga meningkat dan daya beli naik,” jelas dia.

Sementara itu, Acuviarta menerangkan bahwa sektor konstruksi rumah tangga saat ini menunjukkan perlambatan. Padahal, konsumsi masyarakat menjadi salah satu motor utama pertumbuhan ekonomi kota jasa seperti Bandung.

Baca Juga: Pengamat Ungkap Minat Anak Muda Kota Bandung Masuk Partai Politik Masih Minim

Namun, perlambatan tersebut bisa ditutupi dengan peluang dari sektor investasi. Berdasarkan data Januari hingga September, investasi di Kota Bandung dinilai cukup besar dan menjadikan kota ini sebagai salah satu daerah penyerap tenaga kerja terbesar akibat investasi.

Meski demikian, tetap ada sejumlah hambatan struktural yang perlu segera dibenahi, terutama di sektor infrastruktur. Ia menilai masalah infrastruktur membuat mobilitas dan aktivitas ekonomi tidak berjalan maksimal.

“Banyak orang datang ke Bandung, tapi untuk melakukan transaksi ekonomi itu terbatas karena mobilitas sedikit. Makanya hotel-hotel banyak di sekitar pusat perbelanjaan saja. Padahal, pusat perdagangan itu tersebar di semua wilayah, Bandung Timur, Selatan, Tengah, semua ada,” bebernya.

Di samping itu, penguatan konektivitas pariwisata juga harus digenjot oleh Pemkot Bandung. Meski Bandung dikenal sebagai kota jasa, aktivitas wisata banyak terjadi di Bandung Utara dan Selatan.

Maka dari itu, aksesibilitas menuju kawasan-kawasan tersebut perlu diperbaiki agar perputaran ekonomi lebih merata.

Terkait proyeksi jangka pendek, Acuviarta memperkirakan pertumbuhan ekonomi Bandung pada triwulan IV masih bisa terdorong, terutama dari belanja akhir tahun dan momen Natal-Tahun Baru. Ia memperkirakan pertumbuhan bisa menembus 5,6 persen.

Acuviarta menambahkan, pentingnya sinkronisasi antara perencanaan dan penganggaran. Menurutnya, masalah Kota Bandung bukan pada ketersediaan dana, melainkan pada ketidaksinkronan dan lambatnya eksekusi.

“Uangnya ada tapi kebingungan karena tidak sinkron dengan perencanaan. Ke depan, sinkronisasi ini harus diperbaiki supaya tidak ada anggaran yang tidak terserap. Dan yang paling penting, speed-nya. Jangan sampai nunggu akhir tahun baru direalisasi,” ujar Acuviarta.

Reporter : Niko Prayoga

RELATED ARTICLES

Leave a reply

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -

Terbaru