Pengalaman “KKN Versi Siswa”: LCAS UNESA Libatkan 90 Peserta dalam Pengabdian Internasional
Surabaya, Nawacita.co – Universitas Negeri Surabaya (UNESA) kembali menunjukkan komitmennya dalam membangun karakter dan kepedulian sosial generasi muda melalui program Labschool Character, Action, Solution (LCAS) yang diberangkatkan pada Senin, (24/11/2025) di Labschool UNESA.
Program ini menjadi istimewa karena digelar dengan kolaborasi bertaraf internasional, melibatkan mahasiswa dari University Technology Malaysia (UTM) serta relawan dari 27 negara di bawah koordinasi UNESCO.
Kepala Pusat Penjaminan Mutu dan Kerjasama UNESA, Ima Widiana, menjelaskan bahwa LCAS merupakan inisiasi Prof. Jar dan terintegrasi dengan kegiatan Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) yang sudah empat bulan berjalan di Desa Gunggul, lokasi pelaksanaan kegiatan.
Sebanyak 90 siswa SMP dan SMK Lab School UNESA terlibat, dipilih berdasarkan kapasitas komunikasi terutama bahasa Inggris, mengingat kegiatan berinteraksi dengan peserta internasional menjadi keharusan.
“Lab School sedang memperkuat internasionalisasi bahasa Inggris, Mandarin, hingga Jepang. Jadi ini kesempatan emas bagi mereka untuk praktik langsung,” ujarnya saat ditemui pada Senin, (24/11/2025).

Selama kegiatan, siswa akan dinilai mulai dari aspek karakter, kedisiplinan, hingga hasil karya kelompok. Pengumuman pemenang akan dilakukan pada 27 November saat penutupan program.
Salah satu peserta, Sulthan Regan Arkananta dari kelas 8A SMP Lab School UNESA, mengaku sangat antusias mengikuti program LCAS.
“Senang bisa ikut. Ini pengalaman baru, seperti KKN versi kami. Di sana kami belajar tari tradisional, futsal, dan banyak kegiatan lain. Saya ingin belajar berkomunikasi dengan warga dan beradaptasi dengan lingkungan baru,” ujarnya.
Ia juga mengaku siap berkomunikasi dalam bahasa Inggris sepanjang kegiatan berlangsung.
Ima Widiana menegaskan bahwa esensi utama LCAS adalah melatih siswa menjadi lebih terbuka, berani keluar dari zona nyaman, dan mampu berkolaborasi dengan masyarakat serta komunitas internasional.
“Harapannya, adik-adik menjadi lebih open-minded. Mereka belajar langsung bagaimana berkomunikasi, bekerja sama dengan warga, dan menjalankan pengabdian masyarakat dengan penuh empati,” tutupnya.
Reporter: Alus


