Badan Geologi ungkap Temuan Fosil Gajah Purba Utuh Stegodon di Nganjuk
Bandung, Nawacita – Badan Geologi melalui Museum Geologi mengungkapkan adanya temuan penemuan fosil gajah purba Stegodon Trigonocephalus.
Kepala Badan Geologi M. Wafid AN, mengatakan, proses penemuan ini berawal dari korespondensi Pemda Nganjuk sejak 2023. Ia menjelaskan fosil tersebut ditemukan di Dusun Tritik, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur.
Fosil yang ditemukan tim ekskavasi bersama Pemerintah Kabupaten Nganjuk ini tersebut ditemukan cukup lengkap dengan 70 persen bagian tubuh yang masih utuh.
“Mereka mengirim surat kepada kami, lalu kami lakukan survei lapangan pada 2024. Baru di 2025 ekskavasi dilakukan, dan ternyata ditemukan satu situs dengan fosil yang cukup utuh,” ungkap Wafid dalam konferensi pers yang dilaksanakan pada Jumat (21/11/2025) malam.
Baca Juga: Di Tengah Kisruh Dualisme, Bandung Zoo Umumkan Kelahiran Anak Tapir Baru
Wafid menuturkan bahwa hasil identifikasi telah menunjukan usia fosil diperkirakan sudah sekitar 800 ribu tahun. Hal itu terlihat dari rekonstruksi awal menunjukkan ukuran tubuh gajah purba ini mencapai panjang 4 meter dan tinggi 3 meter.
“Sepertinya individu dewasa, terlihat dari geraham yang sudah mengalami proses pemakaian penuh,” tutur dia.
Ia menyebut, fosil temuan itu nantinya bakal dikonservasi di Museum Geologi Bandung dan dipamerkan kepada publik setelah rekonstruksi selesai dalam waktu 8–9 bulan.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa temuan ini menjadi indikasi adanya fosil lain yang masih tersimpan di wilayah tersebut. Sebab, litologi di kawasan perbukitan zona Kendeng yang didominasi napalan dan clay cukup potensial menyimpan fosil lain.
Baca Juga: Dishub Kota Bandung Mulai Terapkan Lampu Merah Berbasis AI
“Baru satu fosil besar yang ditemukan, tapi kemungkinan masih ada temuan lain. Situs ini bisa jadi habitat purba yang menyimpan banyak jejak kehidupan,” ungkap Wafid.
Ia menyebut bahwa adanya temuan ini menambah daftar panjang fosil purba di Jawa, yang sebelumnya juga ditemukan di Blora dan sepanjang aliran Bengawan Solo. Wafid juga menekankan bahwa temuan di Nganjuk memperkaya pemahaman tentang ekologi Dataran Sunda masa lalu.
“Lingkungan Jawa kala itu menjadi habitat berbagai binatang besar, termasuk stegodon. Penemuan ini membuka peluang kajian lebih luas tentang migrasi dan kehidupan fauna purba,” tandas dia.
Reporter: Niko


