Wednesday, December 24, 2025
HomeADVETORIALMasuk Puncak Produksi Bertelur, Penerima Program GAYATRI di Bojonegoro Rasakan Manfaatnya Langsung

Masuk Puncak Produksi Bertelur, Penerima Program GAYATRI di Bojonegoro Rasakan Manfaatnya Langsung

Masuk Puncak Produksi Bertelur, Penerima Program GAYATRI di Bojonegoro Rasakan Manfaatnya Langsung

Bojonegoro, Nawacita – Para penerima Program GAYATRI (Gerakan Ayam Petelur Mandiri) di Desa Cancung, Kecamatan Bubulan, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, mulai merasakan manfaat dari program Bupati Bojonegoro Setyo Wahono dan Wakil Bupati Nurul Azizah tersebut.

Sebanyak 54 ayam petelur yang telah diterima warga sejak akhir Agustus 2025 lalu, saat ini sudah mulai masuk puncak produksi bertelur. Hampir semua ayam yang diterima warga sudah bertelur, dengan total berat telur sekitar 2,5 sampai 3kg setiap harinya.

“Alhamudillah sekitar seminggu ini sudah bertelur semua dan beratnya ideal. Rata-rata setiap hari 52 butir sampai 54 telur, karena waktunya tidak sama. Kadang ada yang telat,” ujar salah satu Keluarga Penerima Manfaat (KPM) GAYATRI, Bejo Utomo.

- Advertisement -

Warga RT 12 RW 04 Dusun Krajan tersebut mengaku awal menerima ayam pada 30 Agustus lalu, dengan usia ayam 16 minggu. Sekitar 2 miggu kemudian satu persatu ayam mulai bertelur. Di awal masa produksi telur masih ukuran kecil. Untuk 1kg berisi sekitar 24 sampai 25 butir. Di masa produktif ini, 1 kg berisi sekitar 17 butir. Pengambilan telur biasa dilakukannya setiap pukul 11 siang.

“Untuk pemasaran kita melayani tetangga. Kalau lebih kita kumpulkan. Sekitar 10kg, 12 sampai 15 kg kita kirim ke toko setiap 5 hari sekali. Alhamdulillah dapat menambah pendapatan untuk keluarga, juga untuk keperluan pakan ayam,” ulas Bejo.

Dariatun menunjukkan telur hasil merawat ayam Program GAYATRI dari kandang yang ada di halaman rumahnya.

Senada juga dikatakan warga RT04 RW02 Dusun Krajan, Dariatun. Dia bersama suaminya, Wulan sebagai KPM, juga merasakan manfaat dari adanya Program GAYATRI. Saat ini, ayam yang dirawat di kandang yang diletakkan di halaman rumahnya tersebut setiap hari sudah menghasilkan 2,5 sampai 3kg telur. Untuk perawatan juga relatif mudah. Setiap pagi dan sore diberikan pakan. Kebersihan kandang juga diperhatikan. Setiap hari 4 sekali dibersihkan, kotoran ayam bisa dipakai untuk pupuk di kebun jagung.

“Jualnya mudah, tetangga banyak yang butuh. Hasil penjualan selain untuk kebutuhan sehari-hari, sebagian untuk pakan, juga bisa disisihkan untuk ditabung,” ujar Dariatun.

Sementara itu, warga RT 01 RW 01 Mudlofar selain menjadi bagian dari KPM juga menyediakan pakan untuk para penerima program GAYATRI. Biasanya setiap warga beli pakan langsung 1 karung dengan berat 50kg. “Jika jatahnya habis, tapi kiriman pakan belum datang, di rumah jika masih ada kita pinjami dulu berapa kilo. Kalau sudah datang nanti dikembalikan yang dipinjamkan, karena tidak jual eceran,” ungkapnya.

Adanya program GAYATRI, menurut Mudlofar manfaatnya sangat dirasakan warga. Selain mendapatkan tambahan pendapatan harian, warga juga semakin kompak. Rata-rata telur habis terjual setiap hari oleh para tentangga. Namun apabila ada yang masih punya telur, sedangkan KPM lainnya butuh, pasti saling memberikan informasi dan membantu untuk saling melengkapi.

“Penjualan mudah. Bahkan sering kekurangan. Selain dijual telur langsung, istri juga bisa membuat olahan makanan dari telor dan dijual di sekolah. Alhamdulillah juga laku,” tutur Mudlofar.

Baca Juga: Belajar Ternak Ayam Petelur Langsung dengan Peternak

Kepala Desa Cancung, Pujiono, melalui Kasi Pemerintahan, Yaryanto menjelaskan bahwa total KPM GAYATRI dari APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) tahun 2025 ada sebanyak 40 KPM yang mana setiap KPM menerima paket program pada 30 Agustus 2025 lalu. Sedangkan APBDes ada 7 KPM yang mana baru proses kandang yang datang saat ini berada di balaidesa.

Sekitar seminggu ini, ayam para KPM masuk masa puncak produksi. Untuk penjualan telur juga mudah. Hasil dari penjualan dari awal pihaknya merekomendasikan untuk dibagi antara kebutuhan rumah tangga, kebutuhan pakan, dan menabung. “Sehingga jika ada kekurangan pakan, bisa pakai uang tabungan untuk beli, serta bisa menjadi modal kedepan jika ingin menambah ayam, ataupun mengganti waktu masa afkir,” kata Bayan Yaryanto.

Terpisah, Kepala Bidang Peternakan, Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Bojonegoro, Fajar Dwi Nurrizki menjelaskan, Program GAYATRI yang bersumber dari APBD (induk) 2025 telah terealisasi di 10 Desa untuk 400 KPM. Sedangkan untuk P APBD 2025, dilaksanakan untuk 389 Desa/Kelurahan untuk 5000 KPM, yang mana saat ini masih berproses Bimtek bagi Keluarga Penerima Manfaat (KPM), dan distribusi barang yakni kandang, pakan, ayam pullet dan obat-obatan serta vitamin.

“Sesuai tahapan SK KPM, bimtek batch 1 telah dilaksanakan untuk 660 KPM, sedangkan batch 2 saat ini dilaksanakan untuk 1.385 KPM. Setiap hari dilaksanakan 2-3 lokasi bimtek,” kata Fajar.

Program GAYATRI merupakan salah satu program unggulan Pemerintah Kabupaten Bojonegoro dengan sumber dana berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)Alokasi Dana Desa (ADD), dan Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan.

10 desa lokus pilot project APBD 2025 induk

Kecamatan Ngambon: Desa Bondol, Desa Sengon
Kecamatan Bubulan : Desa Sumberbendo, Desa Cancung
Kecamatan Sekar : Desa Sekar, Desa Klino
Kecamatan Tambakrejo : Desa Turi, Desa Kacangan

Kecamatan Gondang: Desa Gondang, Desa Senganten

Reporter: Parto Sasmito

RELATED ARTICLES

Leave a reply

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -

Terbaru