Tuesday, December 23, 2025
HomeDAERAHJATIMKampoeng Oase Jadi Lokasi Riset Polbangtan Malang Soal Maggot dan Sampah Kota

Kampoeng Oase Jadi Lokasi Riset Polbangtan Malang Soal Maggot dan Sampah Kota

Kampoeng Oase Jadi Lokasi Riset Polbangtan Malang Soal Maggot dan Sampah Kota

SURABAYA, Nawacita – Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Malang dibawah naungan Kementerian Pertanian Republik Indonesia melakukan penelitian di Kampoeng Oase Ondomohen, Surabaya, untuk mengkaji partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah organik berbasis budidaya maggot atau larva lalat Black Soldier Fly (BSF).

Dilakukan oleh Dr. Sad Likah, S.Pt., MP, Dr. Wahyu Windari, S.Pt., M.Sc, dan Dr. Bekti Nur Utami, SP., M.Si yang datang langsung ke Kampoeng Oase Ondomohen, Surabaya, pada Sabtu Malam (8/11/2025).

Ketua Tim Penelitian, Sad Likah mengjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya dalam bidang penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang dikelola melalui Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (UPPM) Polbangtan Malang.

- Advertisement -

Likah mengatakan penelitian dengan judul ” Penguatan Kapasitas Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah Melalui Budidaya Maggot Black Sodier Fly (BSF) untuk Mendukung Produktifitas Ayam Buras pada Masyarakat Perkotaan di Jawa Timur” yang berfokus pada isu lingkungan, terutama penanganan sampah organik yang kini menjadi persoalan krusial di berbagai kota besar.

Baca Juga: Fungsi Rumah Pompa Air Surabaya Terhambat Sampah Berat, Pemkot Ajak Masyarakat Wujudkan Sungai Bebas Sampah

“Penanganan sampah harus dilakukan secara tepat agar tidak menimbulkan pencemaran. Biokonversi menggunakan lalat BSF menjadi salah satu metode alami dan efektif,” ujarnya perempuan yang duduk di tengah itu.

Kampoeng Oase Jadi Lokasi Riset Polbangtan
Penelitian Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) melakukan pengisian quisoner kepada 30 warga Kampoeng Oase Ondomohen, Surabaya. (Sumber foto: Reporter Alus)

Dipilihnya Kampoeng Oase Ondomohen bukan tanpa alasan. Wilayah ini dikenal sebagai salah satu kampung yang aktif mengolah sampah dengan memanfaatkan budidaya maggot.

“Kalau kampung-kampung padat penduduk seperti ini bisa meniru inovasi serupa, maka dampaknya akan luar biasa besar,” tambahnya.

Melalui survei kepada warga, penelitian ini bertujuan memotret sejauh mana keterlibatan masyarakat dalam mengelola sampah dengan metode biokonversi.

Likah menekankan, output penelitian diharapkan dapat menjadi model efektif pengolahan sampah organik yang juga bermanfaat bagi sektor peternakan sebab maggot hasil budidaya berpotensi menjadi sumber protein pakan ikan dan ternak.

Lebih jauh, para peneliti ini menargetkan hasil penelitiannya menjadi potret partisipasi masyarakat perkotaan di Jawa Timur, terutama di kota padat seperti Surabaya dan Malang.

“Hasilnya nanti diharapkan bisa menjadi rujukan bagi kabupaten lain untuk menerapkan sistem pengelolaan sampah berbasis masyarakat,” tutupnya. (Al)

RELATED ARTICLES

Leave a reply

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -

Terbaru