Wednesday, December 24, 2025
HomeDAERAHJABARAlih Fungsi Lahan Diduga Jadi Penyebab Bencana di Sukabumi, Peneliti Geodesi ITB:...

Alih Fungsi Lahan Diduga Jadi Penyebab Bencana di Sukabumi, Peneliti Geodesi ITB: Banjir dan Longsor Satu Paket

Alih Fungsi Lahan Diduga Jadi Penyebab Bencana di Sukabumi, Peneliti Geodesi ITB: Banjir dan Longsor Satu Paket

Bandung, Nawacita – Peneliti Geodesi Institut Teknologi Bandung (ITB) mengungkapkan analisisnya terkait bencana banjir bandang dan tanah longsor yang kerap melanda Kabupaten Sukabumi Jawa Barat.

Heri mengatakan bahwa alih fungsi lahan hutan menjadi salah satu faktor utama penyebab banjir bandang dan tanah longsor. Salah satunya seperti yang terjadi di Kecamatan Cisolok Kabupaten Sukabumi Jawa Barat pada Senin, 27 Oktober 2025 kemarin.

“Ya kalau kita berbicara alih fungsi lahan, khususnya di pulau Jawa memang terjadi cukup masif gitu ya. Kalau dari citra satelit, kita juga bisa melihat yang tadinya lahan hijau, berubah fungsi kemudian yang hutan, berubah fungsi jadi non hutan, termasuk di Cisolok memang ada tambang disitu, kemudian ada konversi lahan pertanian,” kata Heri saat diwawancarai pada Rabu (29/10/2025).

- Advertisement -

Ia menyebut bahwa secara garis besar ada empat faktor yang berpotensi menyebabkan bencana banjir. Diantaranya adalah intensitas hujan yang cukup tinggi, lahan infiltrasi yang minim namun jalur air (run off) yang makin membesar serta daya tampung yang kurang.

Baca Juga: Percepat Penanganan, BPBD Jabar Turunkan Dua Tim Ke Lokasi Terdampak Bencana di Sukabumi

“Nah, ketika run offnya lebih besar dibandingkan infiltrasi dan juga curah hujannya sangat tinggi, sementara daya tampungnya terbatas, itu pasti terjadi banjir,” ucap dia.

Jika banjir tersebut merupakan banjir bandang, maka ada kemungkinan terjadi longsoran yang menutupi badan sungai dan menjadi bendungan sementara. Ketika bendungan sementara itu tidak kuat menahan debit dan tekanan air, bendungan itu kemudian bocor dan terjadilah banjir bandang.

“Itu mekanisme banjir itu biasanya seperti itu,” cetus Heri.

Ia menuturkan bahwa run off atau jalur air yang besar namun lahan infiltrasi yang dimiliki minim, maka air akan mengalir dalam jumlah banyak sehingga menyebabkan banjir.

Dalam hal ini terdapat permasalahan alih fungsi lahan infiltrasi atau penyerapan air sehingga air yang mengalir ke jalur pembuangan menjadi besar. Apalagi, jalur air secara alami terus membesar karena lahan yang tersedia juga semakin banyak dialihfungsikan.

Baca Juga: Banjir Bandang dan Longsor Kembali Terjang Sukabumi, KDM Duga Bukaan Lahan Jadi Penyebab

“Dan kemudian kalau kita berbicara, kenapa bisa run offnya besar, inftrasinya kecil? Nah di situ lah ada masalah lingkungan bagaimana misalnya kondisi yang harusnya daerah penyangga, daerah hijau yang dapat menyerap air secara maksimal, tapi malah berubah fungsi,” tutur dia.

Sama dengan banjir, bencana tanah longsor juga demikian penyebabnya. Banyaknya lahan hutan yang dialihfungsikan membuat kekuatan tanah menjadi berkurang sampai mudah tergerus air saat debit air meningkat atau intensitas hujan cukup tinggi.

“Nah longsor juga sama, longsor itu terjadi ketika dia terjadi alih fungsi lahan yang tadinya areanya hutan, atau daerah hijau, kemudian jadi daerah pertanian atau pertambangan. Nah itu menyebabkan dari satu sisi banjir, satu sisi juga longsor, jadi seperti satu paket seperti itu,” papar Heri.

Reporter: Niko

RELATED ARTICLES

Leave a reply

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -

Terbaru