Tuesday, December 23, 2025
HomeDAERAHJATIMModin NU Center Jatim: Korban Runtuhan Ponpes Al-Khoziny Wafat Syahid, Tidak Perlu...

Modin NU Center Jatim: Korban Runtuhan Ponpes Al-Khoziny Wafat Syahid, Tidak Perlu Mandi Syariat Utuh

Modin NU Center Jatim: Korban Runtuhan Ponpes Al-Khoziny Wafat Syahid, Tidak Perlu Mandi Syariat Utuh

SURABAYA, Nawacita – Di tengah duka mendalam akibat runtuhnya bangunan mushala Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo, proses pemulasaraan jenazah para santri terus dilakukan dengan penuh kehati-hatian dan penghormatan.

Tim dari NU Center Jawa Timur, yang dikomandoi oleh Modin Ahmad Sholeh berjibaku tanpa henti sejak hari pertama tragedi terjadi.

“Kami diamanahi untuk tiga orang dalam satu tim, dan setiap jenazah kami tangani dengan penuh kehormatan. Tim kami siaga 24 jam, siap dipanggil kapan saja,” ujar Modin Sholeh di sela-sela proses pemulasaraan di RS Bhayangkara Surabaya, Menurut Modin kondisi jenazah yang ditemukan di bawah reruntuhan sangat beragam. Ada yang masih bisa dikenali, namun banyak pula yang mengalami kerusakan parah akibat tertimpa material bangunan.

- Advertisement -

“Hal itu membuat proses pemulasaraan harus menyesuaikan kondisi masing-masing korban.” ungkapnya didepan ruang Otopsi RS. Bhayangkara, (6/10/2025).

Baca Juga: Pembongkaran Sektor A2 Ponpes Al-Khoziny: Tim SAR Temukan Enam Jenazah Berturut-turut

Pria yang ber APD lengkap itu menegaskan bahwa perawatan Jenazah yang dikafani ini tergantung kondisinya. Ada yang hanya bisa dibersihkan saja tanpa disiram air, karena kalau diberi air justru bisa membuat tubuhnya rusak.

Modin Sholeh menuturkan, timnya tidak melakukan pemandian secara utuh seperti pada jenazah biasa. Hal ini disesuaikan dengan syariat Islam, terutama karena sebagian korban wafat dalam kondisi yang disebut sebagai syahid, yakni meninggal dunia dalam musibah besar.

“Kalau syahid itu tidak perlu dimandikan, karena kematiannya menjadi saksi di hadapan Allah. Kami hanya memastikan semua bagian tubuh terawat, tidak ada yang tercecer atau hilang,” katanya penuh haru.

Modin Sholeh bersama dua rekannya berkomitmen untuk terus selalu sedai saat jasa mereka dibutuhkan. “Kami memang harus siap. Kapan pun dipanggil, kami datang. Ini bukan sekadar tugas, tapi panggilan hati,” tutupnya. (Al)

RELATED ARTICLES

Leave a reply

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -

Terbaru