Kepala BNPB : Penggunaan Alat Berat Tidak Bisa Sembarangan
SURABAYA, Nawacita – Proses evakuasi korban runtuhnya pondok pesantren (ponpes) Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo, memasuki hari keenam, Sabtu (4/10/2025). Hingga hari ini tantangan terbesar evakuasi adalah besarnya ukuran balok yang membuat pengangkatan tidak mudah. Tim evakuasi berhati-hati dikarenakan masih ada korban yang berada dibawah reruntuhan.
“Tidak mungkin kita asal aja ngambil. Walaupun sudah meninggal, masa kita tega kalau ngambilnya sembarangan hingga mengakibatkan, mohon maaf nih korban ini tiba-tiba tambah parah, terpotong atau bagaimana. Kita selalu menomor satukan manusia lainnya, meskipun itu sudah dalam keadaan meninggal dunia,” ucap Letjen TNI Suharyanto Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Selama penggunaan alat berat, tidak ditemukan tanda-tanda korban pada saat pengangkatan puing. Hingga kini proses pengangkatan puing telah mencapai 40 persen.
“Semaksimal mungkin dibongkar, targetnya secepat mungkin. Mudah-mudahan kalau kemarin dua hari 40 persen, ya sekarang hari ini nambah 20 atau 30 persen lagi,” ujarnya.
Sebanyak 49 korban diperkirakan masih tertimbun dibawah reruntuhan musala Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran Sidoarjo hingga hari ini.
Baca Juga: Alat Berat Mulai Dipergunakan Dalam Proses Evakuasi Ponpes Al-Khoziny
Data tersebut berdasarkan informasi dari Pondok Pesantren Al Khoziny. Pihak tim evakuasi sendiri masih terus berusaha mendapatkan data valid mengenai jumlah pasti korban yang berada di bawah reruntuhan.
“Apakah yakin 49 itu ada di situ, kita semua enggak tahu. Karena kan ada di reruntuhan. Harapannya ya mudah-mudahan sama 49 itu sesuai dengan data yang ada di sini,” ungkapnya.
Memasuki hari keenam ini, petugas akan mengoptimalkan alat berat pada titik lokasi yang diyakini tidak teridentifikasi adanya korban. Sementara ini petugas telah berhasil mengevakuasi 118 korban, 14 diantaranya meninggal dunia.
“Terdiri dari 103 selamat ditambah 1 yang namanya Ibnu Farirus dalam daftar hilang, tapi selamat, tapi ga di sini, ada di tempat lain. Berarti 104 yang selamat,” katanya.
Terkait identifikasi jenazah, hingga kini ada 9 jenazah yang dalam proses identifikasi oleh petugas di RS Bhayangkara Surabaya.
“5 (jenazah) sudah ada datanya. Yang pertama meninggal itu sudah ada datanya 5 (orang). Yang 9 ini yang bentuk jenazah masih dalam proses identifikasi,” pungkasnya.
Reporter : Rovallgio


