Surabaya, Nawacita.co – Proses identifikasi jenazah santri korban runtuhan bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo, terus berlangsung di RS Bhayangkara Polda Jatim.
Hingga Jumat (3/9/2025) malam, tercatat delapan jenazah masih menjalani pemeriksaan oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jatim.
Untuk korban meninggal hingga saat ini tercatat ada sebanyak 13 orang. Rinciannya, lima di RS Sidaorjo, delapan di RS Bhayangkara Polda Jatim.
Kabid Dokkes Polda Jatim, Kombes Pol M. Khusnan menjelaskan, proses identifikasi korban dilakukan mengikuti standar internasional DVI yang mencakup tiga tahap utama: pembacaan data di TKP, pengumpulan data antem mortem (sebelum korban meninggal), dan rekonsiliasi.
Baca Juga: Identifikasi 8 Jenazah Korban Ponpes Al-Khoziny di RS Bhayangkara Ikuti Standar DVI Internasional
“Baca TKP itu maksudnya memastikan kondisi korban tidak rusak dan barang-barang yang melekat di tubuh korban tidak hilang. Semua barang bukti difoto lebih dulu, kemudian dimasukkan ke kantong berlabel untuk memudahkan proses identifikasi,” jelasnya.
Untuk mempercepat identifikasi, Khusnan meminta keluarga korban segera menyerahkan dokumen atau data pendukung ke Posko DVI Ponpes Al-Khoziny.
Pihaknya juga mengingatkan masyarakat untuk tidak sembarangan ikut melakukan evakuasi di lokasi runtuhan.
Tindakan tersebut, justru berpotensi merusak TKP dan menyulitkan proses investigasi maupun identifikasi korban.
Berikut sejumlah data yang sangat penting:
1. Ijazah yang memuat sidik jari korban
2. Rekam medis atau riwayat pemeriksaan gigi (seperti hasil panoramic)
3. Foto terakhir korban sebelum kejadian.
Reporter: Alus Tri


