Surabaya, Nawacita.co – Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jatim terus melakukan proses identifikasi jenazah korban ambruknya Pondok Pesantren Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo.
Hingga Jumat (3/10/2025) malam, ada delapan jenazah yang berada di RS Bhayangkara. Lima di antaranya sudah melalui proses identifikasi awal.
Kabid Dokkes Polda Jatim, Kombes Pol M Khusnan mengatakan bahwa meski lima jenazah sudah diperiksa, hasil identifikasi belum sepenuhnya cocok dengan data yang ada.
Oleh karena itu, keluarga korban diminta melengkapi data antemortem, termasuk foto terakhir, barang berharga yang dikenakan korban, hingga catatan medis atau gigi.
“Baju-baju korban masih dalam kondisi utuh, sehingga foto terakhir yang sesuai bisa sangat membantu proses identifikasi,” jelasnya kepada wartawan.
Selain itu, tim juga sudah mengambil sampel DNA dari keluarga korban yang melapor. Besok pagi, seluruh sampel akan dikirim ke laboratorium Biddokkes untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Baca Juga: Update Korban Meninggal Tragedi Ponpes Sidoarjo: Sementara 13 Orang, 45 Belum Ditemukan
“Saat ini tercatat ada 57 sampel DNA yang diverifikasi, meski jumlah tersebut masih bisa bertambah seiring adanya laporan keluarga baru,” kata Khusnan.
Menurut tim forensik, gigi merupakan metode paling efektif untuk identifikasi karena keunikannya yang khas pada tiap individu, apalagi jika korban memiliki riwayat pemeriksaan gigi atau foto panoramik gigi.
“Namun, kondisi jenazah yang sudah lebih dari tiga hari membuat identifikasi melalui sidik jari menjadi sulit karena proses alamiah pada tubuh,” paparnya.
Khusnan mengungkap, jika semua metode manual tidak bisa memastikan identitas, pencocokan DNA akan menjadi jalan terakhir.
“Tes DNA diakui secara internasional sebagai metode yang tidak bisa dipatahkan. Hasilnya valid dan menjadi solusi utama bila data lain tidak lengkap,” tegasnya.
Tim DVI memastikan upaya identifikasi akan dipercepat. Proses paling cepat dapat selesai dalam tiga hari, tergantung kondisi dan kelengkapan data dari pihak keluarga. Oleh karena itu, kerja sama keluarga korban menjadi kunci utama keberhasilan identifikasi.
“Kami mohon agar keluarga memberikan data selengkap mungkin agar proses berjalan cepat dan tepat. Setiap informasi kecil sangat membantu,” tandas Khusnan.
Reporter: Alus Tri


