Ultimatum Menkeu di Surabaya: Rokok Ilegal Merusak Pasar, Kalau Tidak Bayar Pajak Saya Sikat!
Surabaya, Nawacita.co – Kunjungan kerja Menteri Keuangan RI, Purbaya Yudhi Sadewa, ke Surabaya menjadi momentum tegas menumpas peredaran rokok ilegal yang dinilai merusak iklim usaha dan memangkas penerimaan negara.
Dalam pernyataannya yang lugas, Purbaya tak hanya menunjuk akar masalah tetapi juga menyiapkan langkah-langkah keras dan solusi kebijakan yang jelas, pemberdayaan bersyarat, relokasi produksi, dan pengawasan pelabuhan yang diperketat.
“Kenapa memilih Surabaya? Karena di sini banyak rokok ilegal,” tegas Purbaya, membuka alasan pemilihan kota ini sebagai titik awal operasi penertiban dan Kunjungan Kerja luar kota pertamanya setelah menjabat menjadi Menteri Keuangan RI.
Pembasmian Rokok ilegal tersebut bersama dengan Bea Cukai Jawa Timur diadakan di halaman Gedung Keuangan Negara Surabaya, pada Kamis (2/10/2025).
Baca Juga:Â Emil Sebut Pertemuan dengan Menkeu Perkuat Sinergi Pusat-Daerah
Pesan utama menteri jelas tidak ada toleransi bagi pelaku yang menggerogoti pasar dengan produk tanpa cukai. Purbaya menegaskan bahwa pemerintah tidak ingin menghancurkan industri hasil tembakau melainkan melindungi pelaku usaha yang taat pajak dari persaingan tidak sehat.
“Kalau yang bayar pajak diadu dengan yang nggak bayar cukai, mereka yang rugi. Cukai tidak naik, tapi saya jamin income pemerintah naik—saya akan jaga pasar di sini jangan dikontaminasi barang-barang ilegal,” ujarnya, menegaskan prioritas fiskal tanpa menambah beban pajak.
Purbaya menjelaskan akan ada diskusi terbuka dengan pelaku untuk menentukan pola tarif yang tepat sekaligus mekanisme relokasi. Tujuannya jelas: menciptakan “tempat bermain” yang adil bagi seluruh pelaku industri.
Menteri menegaskan pendekatan pemberdayaan bukan pemusnahan, tetapi dengan syarat tegas: setelah diberdayakan, wajib bayar pajak.
“Akan diberdayakan, tapi habis diberdayakan harus bayar pajak, kalau tidak saya sikat, saya tidak ada ampun,” tegasnya, menutup pernyataan dengan ultimatum yang jelas.
Reporter: Alus


