Alat Berat Mulai Dipergunakan Dalam Proses Evakuasi Ponpes Al-Khoziny
SURABAYA, Nawacita – Proses evakuasi ambruknya musala pondok pesantren (ponpes) Al-Khoziny kini dilakukan dengan memaksimalkan alat berat. Penggunaan alat berat sudah mendapatkan persetujuan dari keluarga korban. Hal ini dilakukan memasuki masa krusial atau golden time.
Sebanyak 108 santri berhasil dievakuasi oleh tim SAR gabungan sejak musala pondok pesantren (ponpes) Al-Khoziny rubuh pada Senin (29/9/2025). Lima korban dinyatakan meninggal dunia, sedangkan korban lainnya masih menjalani perawatan di rumah sakit.
“Data yang kami pegang, masih ada 59 santri yang dilaporkan belum ditemukan. Itu berdasarkan laporan orang tua dan dilengkapi foto identitas,” ucap Kepala BNPB Letjen TNI Dr. Suharyanto, Kamis (2/10/2025).
Berdasarkan hasil deteksi peralatan life detector, Basarnas menemukan 15 titik. 8 titik berstatus hitam, dan 7 berstatus merah.
Baca Juga: Kisah Mukjizat Haikal, Santri Selamat dari Reruntuhan Ponpes Al-Khoziny: Ada Anak Kecil Ngasih Minum
Status Hitam adalah kondisi di mana berarti tidak ditemukan tanda-tanda pasti kehidupan. Baik tanda nadi, nafas, turunnya suhu tubuh, dan tidak adanya respon terhadap suara.
Sedangkan status Merah berarti masih sempat ditemukan adanya tanda suara, nafas, atau nadi.
“Yang merah sudah terangkat, hasilnya lima selamat, dua meninggal dunia. Saya berharap sisanya bukan berarti semua tertimbun reruntuhan, bisa jadi ada yang sudah dievakuasi ke tempat lain,” ujarnya.
Harapannya jumlah santri yang terjebak tidak sebanyak yang terdata. Suharyanto menjelaskan, bahwa sebelumnya diketahui sejumlah orang tua mengira anaknya berada di bawah reruntuhan. Akan tetapi setelah ditelusuri, anak tersebut berada di lokasi aman.
“Ada 212 personel gabungan TNI, Polri, Basarnas, ITS, hingga relawan yang bekerja di lokasi. Langkah ini sudah mendapat persetujuan resmi keluarga korban,” ungkapnya.
BNPB telah menyiapkan dukungan logistik dan sarana besar berupa lima unit alat berat, 30 ambulans, 30 dump truck, serta 300 kantong jenazah untuk skenario terburuk.
“Setiap korban yang dievakuasi akan langsung dibawa ke rumah sakit. Kami mohon masyarakat tidak berkerumun di area evakuasi, demi menjaga kelancaran dan ketertiban proses penyelamatan,” pungkasnya.
Reporter : Rovallgio


