Tangani Banjir Per Wilayah, Solusi Atasi Musim Hujan di Kota Surabaya
Surabaya, Nawacita | Persoalan banjir masih menjadi polemik bagi Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Oleh sebab itu mempersiapkan diri atasi banjir jelang musim hujan. Salah satu langkah yang diambil ialah melakukan perbaikan per wilayah.
“Kita lihat kondisi di Bali, kita lihat kondisi di Jakarta kemarin, ini menunjukkan bahwa curah hujan tidak seperti biasanya. Di Jakarta ketika musim panas, hujan, banjir. Bali juga sama,” ucap Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi.
Oleh sebab itu, Walikota Eri meminta agar masyarakat tidak menutupi saluran atau sungai dengan bangunan, agar jalur aliran air bisa berjalan optimal.
“Ini tempat jalurnya aliran air. Kalau selama itu masih ditutup, digunakan (bangunan), tidak mungkin kita bebas banjir,” ujarnya.
Penanganan air dengan mengoptimalkan per kawasan dinilai lebih efisien mengatasi banjir. Menurut pantauan Nawacita.Co, sejumlah kawasan di Surabaya masih mengalami banjir, utamanya di kawasan selatan Kota Pahlawan.
“Kalau itu sudah dicarikan solusinya, semoga seperti di Dukuh Kupang. Dukuh Kupang sudah tidak ada banjir sama sekali. Yang dulu (banjir) seleher, sekarang sudah tidak sama sekali,” ungkapnya.
“Makanya kita menyelesaikannya seperti itu. Tidak bisa sini banjir, dikasih (dibangun) U-ditch, tidak bisa,” imbuhnya.
Pemkot Surabaya juga berencana menambah jumlah bozem dan rumah pompa sebagai langkah pencegahan banjir.
“Kalau tidak (dibangun bozem), itu akan bebannya berat,” tuturnya.
Baca Juga: Pemkot Surabaya Fokuskan Kampung Pancasila Pada Empat Sektor Kemasyarakatan
Walikota Eri mencontohkan kawasan Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Ketintang, yang kini sedang dilakukan pengerukan dan pembuatan saluran baru langsung menuju Kali Tengah Wiyung.
“Kalau sekarang kan masih lewat perkampungan-perkampungan. Perkampungannya banjir, makanya kita potong (crossing),” jelasnya.
Harapannya dengan percepatan pembangunan, Kota Surabaya bisa bebas banjir pada tahun 2026.
“Sampai banjirnya hilang, kita akan terus jalankan. Kalau kita nggak ada percepatan-percepatan, ini bisa kerjanya sampai 2029, kasihan kampung-kampung, makanya ditarik di 2026,” pungkasnya.
Reporter : Rovallgio


