520 Ton Sampah Terancam Menumpuk Akibat Pengurangan Ritase Pembuangan ke TPA Sarimukti
BANDUNG, Nawacita – Sebanyak 520 ton sampah yang menumpuk di Kota Bandung setiap harinya terancam tak bisa dibuang ke TPA Sarimukti akibat pengurangan ritase pembuangan.
Pengurangan ritase tersebut resmi diberlakukan bagi Kota Bandung melalui Surat Edaran Sekda Provinsi Jawa Barat Nomor 6174/PBLS.04/DLH tertanggal 1 Agustus 2025, yang resmi berlaku sejak 1 September lalu.
Menurut Wakil Wali Kota Bandung, Erwin, kebijakan tersebut telah mengubah sistem pembuangan dari ritase menjadi tonase. Sehingga menyebabkan Kota Bandung hanya boleh membuang sampah sebanyak 981 ton dalam sehari. Jumlah tersebut lebih sedikit dari jumlah sebelumnya yang diperbolehkan membuang sebanyak 1.200 ton per hari.
“Artinya ada pengurangan sekitar 220 ton per hari, ini menjadi kendala besar pertama bagi kami,” kata Erwin saat diwawancarai di Balai Kota Bandung, Selasa (30/9/2025).
Baca Juga: Plang Klaim Sepihak Banyak Terpasang di Lahan Pemkot Bandung, BKAD Gercep Cabut
Selain itu, TPA Sarimukti kini juga menutup operasional setiap hari Minggu. Hal itu menyebabkan sekitar 520 ton sampah tidak terangkut dalam sehari. Jika ditotal, dalam sebulan potensi penumpukan sampah bisa mencapai lebih dari 10 ribu ton.
Berdasarkan catatan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung, fasilitas pengolahan dalam kota hanya mampu menangani sekitar 160 ton per hari. Maka, setiap hari masih ada 360 ton sampah tersisa yang benar-benar menumpuk. Jika dikalikan dalam sebulan, angka itu bisa menembus 10.720 ton.
Menurut Erwin, persoalan ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga membutuhkan peran aktif masyarakat. Di samping itu, Erwin mematikan pihaknya bakal terus mendorong program Kawasan Bebas Sampah (KBS) di tingkat RW untuk mengurangi timbulan sampah rumahan yang ditimbulkan setiap harinya. Sehingga ancaman gunungan sampah yang berpotensi terjadi di Kota Bandung bisa dicegah.
“Kalau setiap lingkungan bisa mengurangi sampah dari sumbernya, beban kota akan jauh lebih ringan,” ucap dia.
Selain itu, pihaknya juga bakal terus mengoptimalkan incinerator di sejumlah Tempat Penampungan Sementara (TPS) serta membuka ruang kerja sama dengan pihak swasta. Kolaborasi ini dinilai penting agar masalah tidak semakin membesar.
“Tanpa dukungan banyak pihak, mustahil masalah sampah ini bisa diatasi,” cetus Erwin.
Meski demikian, pembatasan sudah berjalan hampir sebulan, Erwin memastikan situasi Bandung masih terkendali. Tumpukan sampah memang terlihat di beberapa titik, tetapi belum menimbulkan gangguan besar.
“Alhamdulillah sampai saat ini Bandung masih bisa terjaga. Petugas bekerja ekstra keras, dibantu berbagai pihak yang peduli,” ungkapnya.
Ia berharap ada solusi lebih permanen. Wali Kota Bandung dijadwalkan segera bertemu dengan Gubernur Jawa Barat untuk membicarakan langkah terbaik.
“Kami menunggu keputusan dari pemerintah provinsi agar masalah sampah Bandung tidak terus menumpuk,” pungkasnya.
(Niko)


