FTMM Unair: Gandeng Kampus Top Asia, Targetkan Peningkatan Peringkat Universitas Melalui Output Riset Bereputasi
SURABAYA, Nawacita – Fakultas Teknik Mesin dan Material (FTMM) Universitas Airlangga mencatat langkah penting dalam dunia akademik internasional dengan penyelenggaraan “Joint Conferences International Conference of Advanced Technology and Multidiscipline (ICATAM) 2025 dan International Conference on Innovations in Power and Advanced Computing Technologies (i-PACT) 2025, pada Kamis (25/9/2025).
Menurut Dekan FTMM, Prof. Retna Apsari, tujuan utama ICATAM bukan sekadar ajang konferensi, melainkan wadah kolaborasi internasional. Selama ini, FTMM sudah aktif dalam joint supervision dan joint education.
Ia mengatakan, lewat forum ICATAM , kolaborasi tersebut diperluas menjadi riset bersama, publikasi internasional, pertukaran mahasiswa, hingga pengabdian masyarakat berbasis riset (community development).
“Kita punya target mendatangkan akademisi luar negeri sekitar 130–150 orang. Dari acara ini saja, minimal sudah masuk 61 akademisi asing,” jelas Dekan FTMM.
Baca Juga: Soal Mahasiswa Ditangkap saat Demo, Rektor UNAIR: Kami Beri Advokasi hingga Dibebaskan!
Prof. Retna mengungkapkan, salah satu target besar adalah peningkatan publikasi internasional bereputasi. IEEE, yang dikenal sebagai forum akademik dengan standar tertinggi, menjadi rujukan utama.

Menurutnya, publikasi terindeks Scopus dan IEEE akan berdampak langsung pada peningkatan peringkat universitas. “Kalau hanya presentasi tanpa menghasilkan artikel yang sesuai template IEEE, itu sia-sia. Output publikasi tetap yang paling penting,” tegas Prof Retna.
Tahun ini, FTMM memperluas jejaring dengan menggandeng Vellore Institute of Technology (VIT) India dan Universiti Malaya (UM) Malaysia, dua kampus dengan peringkat internasional di bawah 100 besar.
Kerja sama ini bukan hanya untuk meningkatkan reputasi, tetapi juga akses terhadap dana riset internasional. Bahkan, beberapa profesor dengan h-indeks tinggi seperti Prof. Suleman (h-indeks 65) sudah digandeng untuk memperkuat peluang pendanaan dan kualitas riset.
Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, IJATAN 2025 turut melibatkan industri, salah satunya PLN yang akan membahas energi terbarukan. Selain itu, isu Sustainable Development Goals (SDGs) juga menjadi fokus. (Al)


