Bandung, Nawacita.co – Pemerintah Pusat melalui Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman terus menggencarkan sosialisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk Perumahan khususnya Rumah Subsidi. Hal itu dilakukan sebelum nantinya KUR Perumahan diluncurkan secara resmi pada Oktober 2025 mendatang.
Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman, Maruarar Sirait mengatakan, KUR Perumahan itu dicanangkan pemerintah untuk mendukung pasokan pihak pengembang di industri perumahan. Seperti kontraktor, developer, supplier hingga UMKM sektor perumahan.
“Sudah dilakukan dalam benar, karena profilingnya yang datang itu tepat, kontraktor, developer, toko bangunan dan UMKM. Kemudian ada pola interaksi yang aktif antara rakyat yang memenuhi kriteria UMKM dengan Bank dan dengan pemerintah,” kata Ara saat diwawancarai di Universitas Katolik Parahyangan, Sabtu (20/9/2025) malam.
Ia menyebut bahwa hal itu dilakukan agar para calon nasabah kur bisa mengetahui dan memahami skema dari pengajuan kur tersebut serta memberikan kredit secara tepat sasaran.
Selain itu, sosialisasi tersebut dilakukan secara masif melalui berbagai instansi baik pemerintah daerah maupun instansi pendidikan.
Salah satunya seperti sosialisasi KUR perumahan yang dilakukan di universitas Katolik Parahyangan Bandung Jawa Barat sebagai kampus pertama yang berkontribusi dalam program KUR Perumahan ini.
Kementerian PKP bersama dengan Ikatan Keluarga Alumni Universitas Katolik Parahyangan mengundang seluruh alumni maupun non alumni yang berprofesi sebagai kontraktor, developer, supplier, pemilik toko material hingga UMKM sektor perumahan.
“Kemudian juga Pak Rektor dan Tracy sebagai ketua alumni saya berharap ada evaluasi yang konkret dari pertemuan ini supaya ada tindak lanjutnya,” ucap dia.
Baca Juga: Presiden Prabowo Panggil Menteri PKP, Bahas Program Perumahan Rakyat dan KUR Perumahan
Lebih lanjut, ia menerangkan bahwa pemerintah juga menyiapkan dana subsidi untuk KUR Perumahan sebesar Rp 130 triliun yang nantinya disalurkan berupa pengurangan bunga pinjaman kepada bank hingga lima persen.
“Jadi sekarang ada KUR Perumahan yang bunganya juga disubsidi jadi ini langkah-langkah nyata yang pro kepada masyarakat khususnya, kepada masyarakat kecil,” terang Ara.
Ia berharap dengan adanya KUR Perumahan ini bisa lebih mengembangkan ekosistem industri perumahan yang ada di Indonesia. Apalagi pemerintah saat ini tengah menjalankan program rumah subsidi bagi masyarakat kecil.
“Tahun ini 350.000 satu rumah itu yang kerja paling gak lima orang. Lima kali 35.000 itu sudah 1.650 ribu. Belum lagi tidak ada perumahan subsidi atau perumahan yang ibu ibu jualan warung. Warung pasti beli beras, beli ayam, beli telor, beli tempe tahu dari apakah dari dari petani,” tutur dia.
Apalagi sektor perumahan sendiri cukup luas dimulai dari kontraktor bahkan hingga toko material yang mempunyai peran penting dalam pembangunan perumahan. Sehingga ekosistem tersebut harus dikembangkan.
“Kemudian barang-barangnya diambil dari toko bangunan, toko bangunan pasti ngirimnya, tokoh material, ada supir, ada kenek dan di toko bangunan lasti ada produk-produk industri, ada semen, ada batu, ada keramik, ada kaca dan sebagainya dan sebagainya,” tandas Ara.
Sementara itu, Ketua IKA Unpar, Tracy Tardia menyebut bahwa dukungan alumni Unpar terhadap program besutan Kementerian PKP itu sebagai langkah membantu para alumni yang notabene sebagai developer, kontraktor dan pemilik toko bangunan material.
“Karena kita banyak alumni tuh banyak developer, kontraktor dan toko bangunan material. Bagaimana kita bisa fasilitasi event ini ya. Karena ini kan membantu juga alumni tau dan kita bantu hotline integrated semuanya supaya prosesnya juga lebih cepat gitu,” ucap Tracy.
“Jadi komunikasi karena kita punya hubungan, kita punya networknya, itu yang dilakukan oleh alumni sih. Jadi network itu kita leverage untuk membantu alumi-alumi untuk bisa mendapatkan benefit-benefit ini,” imbuh dia.
Reporter : Niko


