Unjuk Rasa yang Berujung Ricuh di Kota Pahlawan Tarik Perhatian Aktivis 98 Jatim
Surabaya, Nawacita | Situasi Kota Surabaya yang memanas akibat rangkaian aksi unjuk rasa yang berujung anarkis, menarik perhatian berbagai pihak, termasuk Aktivis 98 Jatim untuk angkat bicara.
Para Aktivis 98 Jatim menilai eskalasi politik yang terus meningkat nantinya akan membawa dampak serius apabila tidak segera ditangani secara serius oleh pemerintah. Mereka menilai bahwa beberapa hari terakhir ini negeri kita tercinta disuguhi dengan demonstrasi yang menimbulkan kerugian dan merusak tatanan persatuan yang sedang dibangun oleh Presiden Prabowo.
Aktivis 98 Jatim mengutuk keras adanya kekerasan baik dari pihak aparat yang represif hingga jatuhnya korban jiwa maupun demonstran yang melakukan vandalisme, pembakaran gedung negara dan penjarahan yang telah melukai hakikat demokrasi dan kebebasan menyampaikan pendapat.
“Awalnya isu tentang bubarkan DPR, tapi setelah insiden tewasnya ojol bernama Affan, situasi berkembang liar, bahkan memunculkan permusuhan,” ucap Trio Marpaung, salah satu tokoh Aktivis 98 Jatim.
Trio menekankan bahwa penyampaian pendapat di muka umum sejatinya adalah hak yang dilindungi undang-undang. Namun yang disayangkan, aksi tersebut justru berkembang menjadi kerusuhan, pembakaran, serta penjarahan yang terjadi di berbagai kota besar, termasuk Surabaya.

Yang disayangkan ialah adanya upaya pihak-pihak tertentu yang mencoba menunggangi isu-isu yang awalnya murni berasal dari aspirasi rakyat. Sehingga berdampat pada berbagai hal tidak terpuji yang dilakukan massa aksi yang diyakini tidak semuanya benar-benar bertujuan menyampaikan pendapat.
“Kami (Aktivis 98 Jatim) mengutuk keras adanya kekerasan pada aksi unjuk rasa, mulai dari pihak aparat yang represif kepada demonstran, begitu pula demonstran yang melakukan vandalisme, pembakaran fasilitas umum, Gedung Negara Grahadi, dan penjarahan,” ujarnya.
Penyampaian pendapat dengan cara demonstrasi dilindungi oleh undang-undang, sehingga seharusnya massa aksi dapat membawa isu strategis yang mampu berdampak secara langsung pada masyarakat secara nyata.
Berbagai isu strategis antara lain menyangkut harga sembako, kenaikan pajak, atau besarnya tunjangan DPR yang sangat kontras dengan kondisi rakyat bawah yang kesulitan memenuhi kebutuhan pokok. Sehingga terjadi ketidakpuasan dan kekecewaan masyarakat terhadap kebijakan-kebijakan yang hanya menguntungkan segelintir elit kekuasaan khususnya di DPR RI. Terlebih beberapa anggota DPR RI yang mengeluarkan pernyataan provokatif yang mencederai perasaan publik dan terkesan menari diatas penderitaan rakyat.
“Para anggota DPR RI menari di atas penderitaan rakyat, adanya kenaikan tunjangan namun beberapa anggota DPR justru menyampaikan bahwa 3 juta itu adalah nominal yang kecil,” katanya.
Trio menghimbau agar aksi unjuk rasa idealnya lahir dari diskusi panjang dan kajian mendalam, bukan gerakan sporadis atau sekadar ikut-ikutan. Sehingga apa yang disampaikan memilih arah, makna, dan tujuan yang jelas.
“Kalau hanya mengikuti arus tanpa perencanaan, ujungnya rawan ditunggangi dan keluar dari substansi awal,” himbaunya.
Baca Juga: GRAHADI SURABAYA DIBAKAR Termasuk RUANG WAGUB Dan Press Room
Ia pun menekankan perlunya kesadaran bersama agar aspirasi rakyat tetap dijaga kesuciannya.
Dalam kesempatan itu, Aktivis 98 Jatim juga menyuarakan seruan moral melalui sepuluh tuntutan. Seruan ini disebut sebagai respons atas keresahan masyarakat sekaligus bentuk evaluasi terhadap dinamika demokrasi di Indonesia.
Adapun sepuluh tuntutan tersebut di antaranya: segera sahkan RUU Perampasan Aset Koruptor, jatuhkan hukuman mati bagi koruptor, batalkan kenaikan pajak dan turunkan harga sembako, tolak kekerasan aparat dalam menangani demo, reshuffle kabinet yang tidak sejalan dengan kebijakan Presiden, ganti Kapolri, ganti Menteri Dalam Negeri, ganti Menteri Keuangan, tolak vandalisme dan penjarahan yang merugikan rakyat, serta melawan kaum “serakahnomics” yang menumpuk keuntungan pribadi di tengah penderitaan rakyat.
Pada kesempatan tersebut, Aktivis 98 Jatim menyerukan sepuluh tuntutan sebagai respon keresahan masyarakat.
Adapat SEPULTURA (Sepuluh Tuntutan Rakyat) diantaranya :
10. LAWAN KAUM SERAKAHNOMICS.
Reporter : Rovallgip


