Wednesday, December 24, 2025
HomeNasionalPemprov Sumsel Ajak Masyarakat Kembangkan Lahan Tidak Produktif

Pemprov Sumsel Ajak Masyarakat Kembangkan Lahan Tidak Produktif

Pemprov Sumsel Ajak Masyarakat Kembangkan Lahan Tidak Produktif

Palembang, Nawacita | Pemprov Sumsel mengajak masyarakat setempat untuk memanfaatkan lahan kosong atau tidak produktif di sekitar rumah untuk menanam bahan pangan dan beternak.

“Pemanfaatan lahan tidak produktif itu perlu dilakukan masyarakat agar mereka mampu memproduksi kebutuhan pangan sehari-hari secara mandiri untuk mengurangi ketergantungan dengan pasokan pasar,” kata Sekda Sumsel Edward Chandra di Palembang, Selasa (19/8/2025).

Dia menjelaskan, selain itu, pemanfaatan lahan tidak produktif dapat mendukung program Gerakan Sumsel Mandiri Pangan yang telah berjalan baik sejak beberapa tahun terakhir.

- Advertisement -

“Masyarakat harus aktif dan inovatif memanfaatkan lahan yang ada di sekitar rumah, kawasan permukiman dan desa atau kelurahan yang selama ini dibiarkan ditumbuhi rumput tanpa memberikan manfaat ekonomi,” ujarnya.

Menurut dia, lahan kosong bisa dimanfaatkan untuk menanam berbagai tanaman pangan, sayuran serta budidaya ikan dan memelihara berbagai hewan ternak seperti ayam, kambing dan sapi.

Baca Juga: Gubernur Sumsel Lepas Final Festival Perahu Bidar, Dorong Pelestarian Budaya Sungai Musi

Melalui berbagai kegiatan pemanfaatan lahan tersebut menjadi lahan produktif, maka sebagian kebutuhan pangan dan protein keluarga sehari-hari dapat dipenuhi sendiri.

Selain mendorong pemanfaatan lahan tidak produktif, pihaknya mendorong Pemkab dan Pemkot di wilayah Sumsel untuk melakukan ekstensifikasi pertanian guna meningkatkan produksi tanaman pangan seperti padi dan jagung.

Selain ekstensifikasi, pihaknya juga mendukung Dinas Pertanian kabupaten dan kota melakukan intensifikasi lahan pertanian untuk meningkatkan produksi padi dan tanaman pangan lainnya.

“Ekstensifikasi dan intensifikasi lahan sawah dan lahan pertanian tanaman pangan lainnya dapat meningkatkan produksi dan ketahanan pangan, khusus produksi lahan sawah di sejumlah sentra produksi dalam provinsi setempat sekarang ini mencapai sekitar tiga juta ton gabah kering giling (GKG),” jelas Sekda Sumsel.

Sementara Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Sriwijaya Profesor Benyamin Lakitan menambahkan untuk mengoptimalkan lahan pekarangan rumah bisa dilakukan dengan cara pengembangan pemanfaatannya.

Baca Juga: BPBD Tetapkan 2 Kabupaten di Sumsel Masuk Zona Merah Karhutla

Pengembangan pemanfaatan lahan pekarangan rumah untuk meningkatkan ketahanan pangan masyarakat dengan konsep optimalisasi pertanian perkotaan (urban farming) seperti yang dilakukannya di Kota Palembang melalui pola penanaman tiga kegiatan dalam satu petak lahan (3 in 1).

“Perkembangan pembangunan di Palembang mengakibatkan lahan untuk budidaya pertanian semakin terbatas, oleh karena itu perlu disiasati dengan pengembangan kegiatan optimalisasi lahan yang tersedia untuk urban farming,” ujarnya.

Pengembangan kegiatan optimalisasi lahan perkotaan yang semakin sempit/terbatas untuk urban farming yang dilakukan bersama mahasiswa atau kelompok millenial itu dengan membuat beberapa kegiatan di satu petak lahan.

Awalnya, lahan pekarangan rumah yang terbatas dimanfaatkan untuk budi daya ikan, aneka jenis tanaman sayuran dan obat-obatan.

Baca Juga: Jaga Stabilitas Harga, Wagub Apresiasi Gerakan Pangan Murah Polri di Sumsel

Kemudian dilakukan pengembangan kegiatan dengan cara sebagian lahan yang ada kolam ikannya digunakan untuk budidaya ikan lele, nila dan betok yang di atasnya juga dimanfaatkan untuk tanaman sayuran, obat-obatan herbal, dan cabai dengan teknologi rakit apung memanfaatkan botol bekas serta bambu yang bisa dengan mudah ditemukan di kawasan permukiman.

Kegiatan urban farming itu sekarang ini dikembangkan dengan cara tiga lapis/kegiatan dalam satu tempat (3 in 1) yakni lahan yang ada kolam ikannya digunakan untuk budidaya ikan di atasnya juga dimanfaatkan untuk tanaman sayuran dan cabai dengan teknologi rakit apung dan kerangka rambat sehingga bisa digunakan untuk budidaya tanaman sayuran seperti oyong dan buah-buahan seperti anggur dan melon yang pertumbuhannya merambat.

Melalui optimalisasi lahan pertanian perkotaan itu, diharapkan lahan yang luasnya terbatas tetap bisa menghasilkan bahan pangan secara optimal untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari masyarakat bahkan dapat dijual ke tetangga dan pasar sebagai usaha sampingan keluarga, kata Benyamin. smslprv

RELATED ARTICLES

Leave a reply

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -

Terbaru