Terungkap Alasan Rombongan Setda dan OPD Jabar Serobot Antrean Kirab, Sekda: Rombongan Kabupaten Kota Telat Satu Jam
BANDUNG, Nawacita – Sekretaris Daerah Jawa Barat, Herman Suryatman memberikan klarifikasi terkait kekecewaan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi terhadap Sekretariat Daerah (Setda) dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang menyerobot antrean rombongan kabupaten kota dalam Kirab Budaya HUT Jabar kemarin.
Herman mengatakan bahwa alasan rombongan Setda dan OPD berjalan mendahului rombongan kabupaten kota karena rombongan tersebut terlambat berjalan selama satu jam dari waktu yang ditentukan.
“Ya kemarin yang setia dan OPD itu, kebetulan saya ada di lokasi, di balaikota ya, itu tertinggalnya rangkaian dari kabupaten itu sampai satu jam. Rangkaiannya tertinggal hampir satu jam sama Pak Kadis. Dan kalau kita nunggu berarti kan ada keterlambatan satu jam,” kata Herman saat dikonfirmasi di Sasana Budaya Ganesha ITB, Jl Ir. H. Djuanda Bandung pada Rabu (20/8/2025).
Akhirnya, setelah menunggu selama lima belas menit dari waktu yang ditentukan, ia bersama rombongan Setda dan OPD memutuskan untuk berangkat lebih dulu guna mengefektifkan waktu. Sebab, jika rangkaian kosong dalam waktu satu jam ditakutkan jalur untuk kirab akan dilewati oleh kendaraan.
“Akhirnya kami memanfaatkan yang OPD masuk dengan harapan waktu bisa efektif, waktu tidak terbuang begitu. Bahkan setelah OPD selesai, yang kabupaten itu tidak langsung nempel. Karena kalau kosong satu jam, maka mobil akan masuk, motor akan masuk. Ya tentu ini akan semakin panjang lagi,” ucap dia.

Dengan alasan tersebut, Herman menegaskan bahwa tidak ada sedikitpun niat kesengajaan untuk mendahului rombongan kabupaten kota yang membersamai Dedi Mulyadi.
“Jadi tidak ada sedikitpun kami ingin duluan, nggak ada. Kami pastikan itu. Tidak ada sedikitpun kami ingin duluan karena memang kami kan tuan rumah. Kami aja kena nunggu sampai 15 menit, kami nunggu dulu dengan harapan rombongan kabupaten kota bisa cepat-cepat masuk, ternyata dicek ke arah selatan jauh banget,” jelas Herman.
Hal itu akhirnya membuat Dedi Mulyadi kecewa dan meninggalkan panggung kehormatan sebelum acara selesai. Ia mengungkap bahwa dirinya beserta seluruh panitia langsung dievaluasi oleh Dedi Mulyadi pada malam harinya.
“Tapi lepas dari apapun situasi kondisinya, ini menjadi bahan evaluasi dan tadi malam kami langsung evaluasi dengan Pak Gubernur untuk tahun depan. Saya ditegur Pak Gubernur karena apapun juga tidak ada prajurit yang salah,” ungkap dia.
Beberapa poin yang dievaluasi diantaranya adalah teknis pelaksanaannya yang dinilai kurang optimal. Ia menyebut bahwa Dedi Mulyadi berharap agar pelaksanaan Kirab Budaya HUT Jabar kedepannya lebih baik, lebih tertib dan lebih meriah.
“Kemudian kami langsung melakukan evaluasi sampai jam 10 malam kemarin. Semua hal teknis kami bahas langsung dipimpin oleh Pak Gubernur melakukan evaluasi pelaksanaan. Hanya panitia penyelenggara ya harus melakukan berbagai perbaikan agar tahun depan jauh lebih tertib, jauh lebih meriah,” beber Herman.
Lebih lanjut, Herman juga secara pribadi menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh warga Jawa Barat atas teguran dari Gubernur kepada Setan dan OPD hingga akhirnya masyarakat yang hadir mungkin merasa kurang terhibur.
“Saya Sekda Provinsi Jawa Barat menyampaikan permintaan maaf. Itu semuanya karena keterbatasan, kesalahan dari kami di provinsi. Yang mungkin kurang mitigatif, kurang antisipatif, terutama terkait dengan membludaknya persipasi dari 27 Kabupaten Kota. Kami sampaikan permintaan maaf sekali lagi dan Pak Gubernur sudah menegur kami,” papar dia.
Ia menuturkan bahwa tahun depan, rombongan Setda dan OPD direncanakan melebur dengan rombongan perwakilan kabupaten kota. Nantinya, para kepala dinas beserta jajaran akan dilibatkan menjadi penyelenggara sebagai Liaison Officer atau LO dari setiap rombongan kabupaten kota.
“Bahkan tadi malam Pak Gubernur mengarahkan tahun depan OPD akan larut di Kabupaten Kota. Pak Kepala OPD akan mendampingi Bupati. Jadi ada license officer, ini sedang disiapkan dari sekarang, bukan hanya untuk nanti 2026,” tutur dia.
Sebelumnya diberitakan bahwa Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi mengungkapkan rasa kekecewaannya di depan umum terhadap acara Kirab Budaya yang digelar dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) Jawa Barat ke 80.
Dedi Mulyadi tiba – tiba naik panggung dan mengungkapkan kekecewaannya. Ia menyebut bahwa rombongan kirab dari Organisasi Perangkat Daerah atau OPD di lingkungan Setda Jabar menyerobot antrian tampil yang seharusnya mendahulukan rombongan perwakilan dari kabupaten kota.
Menurut Dedi, acara tersebut bukanlah pawai melainkan kirab atau karnaval budaya yang seharusnya menampilkan kesenian budaya dari setiap daerah di Jawa Barat sembari diceritakan sejarah dari setiap daerah tersebut.
“Ini bukan pawai ini karnaval, karnaval itu ada rangkaian ceritanya setelah cerita tentang Caruban, padjajaran, terus masuk subang larang, terus kabupaten kota itu menceritakan sejarah Jawa Barat. Bukan setda motong di tengah kemudian bikin pawai,” ungkap Dedi di atas panggung acara melalui pengeras suara pada Selasa (19/8/2025) petang.
Ia pun akhirnya meminta agar rombongan OPD diberhentikan dan lebih mendahulukan rombongan perwakilan kabupaten kota untuk tampil.
Namun, setelah dirinya menyampaikan kekecewaan tersebut, perwakilan rombongan yang tampil kembali bukanlah rombongan perwakilan kabupaten kota melainkan masih rombongan perwakilan OPD. Hal itu akhirnya membuat Dedi Mulyadi kesal hingga meninggalkan panggung kehormatan sebelum acara selesai.
(Niko)


