Bandung, Nawacita.co – Demam Berdarah Dengue (DBD) di Jawa Barat mencapai 22.306 kasus, dengan 85 kematian.
Data ini tercatat mulai dari Januari hingga Juli 2025. Dan Kota Bandung, menyumbangkan angka kematian tertinggi.
“Dari awal tahun hingga Juli 2025, kasus DBD mencapai di angka 22.306, dengan 85 kematian. Kalau dilihat dari tahun 2025. Masih ingat nggak kita. Maret saja sudah mencapau 22 ribu. Jadi maksudnya tidak meningkat setajam yang kemarin,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Jawa Barat, dr Raden Vini Adiana Dewi kepada awak media di SMPN 5 Kota Bandung, Senin (4/8/2025).
Dari jumlah tersebut, kata Vini, kasus terbanyak berada di Kabupaten Karawang, Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Garut dan Kabupaten Bandung.
“Nah, ini agak bergeser juga. Tahun kemarin itu kan kita KBB ya. Nah, mungkin karena mereka lebih inisiatif duluan ya untuk mencegah ini,” jelasnya.
Meski demikian, Vini mengatakan bahwa secara statistik justru kasus DBD di Jawa Barat terhitung menurun. Hal ini terlihat dari catatan kasus sejak bulan Januari hingga Juni 2025.
Berdasarkan data, pada bulan Januari sendiri terdapat 514 kasus. Kemudian 501 kasus pada bulan Februari, 342 kasus pada Maret, 307 kasus pada April, 340 kasus pada Mei, dan 107 kasus pada Juni.
Baca Juga: Kasus DBD Jabar, Tertinggi di Kabupaten Bekasi
“Jadi maksudnya ternyata DBD ini sekali lagi tidak stagnan ya. Jadi kalau misalnya ada usaha dari pemerintahnya, ternyata mengalami penurunan juga,” bebernya.
Terkait 85 kasus kematian akibat DBD, Vini mengatakan bahwa kematian itu masih didominasi oleh masyarakat dengan rentang usia 15 hingga 44 tahun.
Tercatat dari jumlah tersebut, Kota Bandung menjadi yang tertinggi dalam angka kematian akibat DBD.
“Kematian terbanyak Kota Bandung ada 31, kemudian yang kedua Kota Depok ada 13, dan Kota Bekasi 26,” sebutnya.
Menurut Vini, meski Kota Bandung memiliki proyek penanganan DBD, hal itu tidak mempengaruhi angka kematian yang tercatat. Sebab angka kematian akibat DBD tidak memiliki keterhubungan dengan upaya pengendalian.
“Kalau kematian, hubungannya bukan sama pengendalian, tapi jenis virus. Jadi kalau pas virus tipe dua yang kebanyakannya,” jelasnya.
Vini menilai, upaya pengendalian kasus DBD yang dilakukan oleh Pemkot Bandung justru sudah cukup bagus.
“Bandung kan dulu paling juara ya. Semoga karena program itu jadinya nggak ada lagi. Sekarang Bandung gak ada disebut-sebut kan lima besar. Mungkin salah satu buktinya itu juga. Kematian kan tadi tergantung jenis virusnya,” pungkasnya.
Reporter : Niko