Wednesday, December 24, 2025
HomeDAERAHJABARKasus Kekerasan Terhadap Anak di Kota Bandung Naik dalam Kurun Waktu Satu...

Kasus Kekerasan Terhadap Anak di Kota Bandung Naik dalam Kurun Waktu Satu Tahun Terakhir

Kasus Kekerasan Terhadap Anak di Kota Bandung Naik dalam Kurun Waktu Satu Tahun Terakhir

BANDUNG, Nawacita – Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Bandung mengungkap bahwa tren kasus kekerasan terhadap anak di Kota Bandung meningkat selama satu tahun terakhir.

Hal itu diungkapkan langsung oleh Kepala Dinas DPPKB Kota Bandung, Uum Sumiati. Uum mengungkap bahwa kenaikan tersebut terjadi dari tahun 2023 ke tahun 2024.

“Kekerasan terhadap anak memang ya ini trennya masih, masih dibilang sesuai kalau angka mah dari 2023 ke 2024 naik ya tapi kalau 2025 belum,” ungkap Uum saat dihubungi melalui telepon pada Selasa (29/7/2025) sore.

- Advertisement -

Meski demikian, Uum menyebut bahwa jumlah angka tersebut berimbang dengan angka kekerasan terhadap perempuan yang cukup menurun di kurun waktu yang sama.

“Hanya memang kalau kekerasan terhadap perempuan mah sebetulnya terjadi penurunan,” kata Uum.

Tercatat, ada sekitar 200 kasus kekerasan terhadap anak yang terjadi di Kota Bandung pada tahun 2024. Angka tersebut merupakan hasil laporan yang diterima oleh unit PPA DPPKB Kota Bandung terkait berbagai kasus baik kasus kekerasan berupa fisik, seksual dan lain sebagainya.

Baca Juga: HIV di Kota Bandung Jadi yang Tertinggi, Dinkes: Itu Fenomena Gunung Es 

“Iya, 200an kurang lebih. Ya kurang lebih 200 an ya untuk anak,” cetus dia.

Sementara itu, untuk kurun waktu 2025 sendiri, Uum menegaskan bahwa pihaknya belum bisa memastikan apakah terjadi kenaikan atau penurunan.

“Kalau sekarang kan baru bulan ini ya bulan Juli ya gitu, evaluasinya per tahun mah belum adanya yang 2025 baru sampai bulan ketujuh kan gitu,” tegas Uum.

Kasus Kekerasan Terhadap Anak di Kota Bandung
Kepala Dinas DPPKB Kota Bandung, Uum Sumiati.

Namun menurut catatan laporan yang didapat, susah tercatat sebanyak 80 kasus kekerasan terhadap anak di Kota Bandung dari bulan Januari hingga Juli 2025.

“Kemarin sampai bulan Juli ada 80 kasus kalau nggak salah. Tapi kan itu dari kasus kecil sampai kasus yang mungkin sampai ke ranah ini ya ranah hukum,” ucap dia.

Lebih lanjut, Uum menjelaskan bahwa kenaikan tersebut juga dipengaruhi oleh meningkatnya laporan masyarakat kepada PPA terkait kasus kekerasan terhadap anak yang dialami. Sebab, lanjut Uum, angka kenaikan tersebut diambil dari laporan yang diterima oleh pihaknya dari masyarakat.

“Sebetulnya kan kita programnya sekarang speak up, ada 2P juga di kalangan forum anak ya. Mereka mendorong bila terjadi kasus kekerasan itu berani untuk melapor gitu. Jadi efek dari edukasi kami untuk mendorong masyarakat bila terjadi kekerasan itu berani melapor berarti kan resikonya akan tercatat ya Kang,” jelas Uum.

Menurutnya, kenaikan tersebut memiliki sisi positif yang menandakan bahwa masyarakat sudah mulai berani untuk berbicara dan melaporkan berbagai kasus yang menimpa dirinya maupun keluarga atau orang terdekatnya. Hal itu dinilai bisa membantu pemerintah dalam mengusut tuntas kasus tersebut dan memburu para pelaku bahkan melakukan pencegahan dini agar kasus serupa tidak bertambah atau terjadi lagi.

“Jadi itu kan berdasarkan data-data yang ada di kami Jadi kalau sebetulnya naik atau tidak naik juga itu ada sisi positifnya ya. Kalau naik juga sisi positifnya berarti masyarakat sudah berani speak up untuk melapor,” beber dia.

Hal itu karena pada periode sebelumnya, banyak masyarakat yang masih enggan untuk speak up atau buka suara dan melaporkan kasus tersebut kepada pemerintah.

“Tapi kan gini, tolong dipahaminya gini Kang, jadi yang dilihatnya itu kan sebenarnya sekarang di saat fenomena bahwa masyarakat juga belum semuanya memiliki keberanian untuk melapor ya bila terjadi kasus gitu dengan alasan atau pertimbangan berbagai hal lah, ya ada yang mungkin tidak tahu, ada yang mungkin malu, ada yang mungkin takut dan sebagainya ya,” papar Uum.

Sehingga pemerintah sendiri menjadi terkendala dalam melakukan penanganan karena laporan yang minim. Dengan banyaknya laporan yang ada justru bakal membantu pemerintah dalam mengusut kasus tersebut secara tuntas.

“Makanya kita dorong ke masyarakat itu berani jangan menunggu lama-lama, karena si pelaku kalau dibiarkan akan terus melakukan kekerasan gitu. Jadi sisi positifnya kalau pun naik catatan itu berarti masyarakat sudah berani speak up untuk melaporkan. Sehingga kasusnya bisa dihentikan, pelaku juga bisa diberikan sanksi sesuai dengan ketentuan gitu lah seperti itu,” tutur dia.

Meski demikian, Uum juga masih berharap bahwa angka kekerasan terhadap anak di Kota Bandung sendiri bisa segera turun khususnya pada tahun ini. Meski ada sisi positif dari indikator kenaikan, namun hal itu juga menunjukkan bahwa kekerasan terhadap anak masih banyak terjadi di Kota Bandung.

“Ya, kalau mudahan masih turun ya. Kalau sekarang 80 an. Untuk anak mudah-mudahan mah ya turun mudah-mudahan mah ya. Di seratusan lebih mudah-mudahan nanti di akhir tahun. Harapan kami mudah-mudahan,” harap dia.

(Niko)

RELATED ARTICLES

Leave a reply

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -

Terbaru