Tuesday, December 23, 2025
HomeDAERAHJATIMDefisit Cabai 2.318 Ton, Sekdaprov Adhy Karyono beri Tugas Khusus ke Disperindag...

Defisit Cabai 2.318 Ton, Sekdaprov Adhy Karyono beri Tugas Khusus ke Disperindag dan Distan

PEMPROV JATIM AMBIL LANGKAH NYATA ATASI RENDAHNYA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI CABAI BESAR

SURABAYA, nawacita Pemerintah Provinsi Jawa Timur menanggapi serius persoalan rendahnya produksi dan ketimpangan distribusi cabai besar di sejumlah wilayah. Hal ini buntut dari pernyataan Direktorat Hilirisasi Hasil Hortikultura Kementerian Pertanian RI yang menyebut Provinsi JAwa Timur defisit Cabai Besar sebanyak 2.318 Ton saat Rakor Pengendalian Inflasi yang digelar Kemendagri, Selasa 29/7/2025.

Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur, Adhy Karyono, menjelaskan bahwa salah satu kendala utama terletak pada tidak meratanya distribusi hasil panen cabai besar antar daerah di Jatim.

“Komoditas kita seperti di Malang, yang merupakan sentra cabai besar, saat masa panen justru lebih banyak diserap keluar provinsi. Sementara itu, kota-kota lain di Jawa Timur justru mengalami kekurangan pasokan. Inilah yang menyebabkan disparitas harga sangat tinggi,” jelas Adhy Karyono disela Rakor Pengendalian Inflasi Daerah, Selasa (29/7/2025).

- Advertisement -

Menurutnya, kondisi tersebut bisa diatasi apabila seluruh Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) baik di tingkat kabupaten maupun kota berkomitmen memperkuat kerja sama antar daerah. Diperlukan pula peta produksi dan pasar yang selalu terupdate, agar distribusi cabai besar bisa lebih merata dan tepat sasaran.

Sebagai langkah konkret, Pemprov Jatim telah menugaskan sejumlah perangkat daerah untuk menjalankan strategi penguatan dari hulu hingga hilir. Diantaranya adalah Dinas Perdagangan, kata Adhy, segera melaporkan pantauan pergerakan distribusi cabai besar ke luar wilayah Jawa Timur dan memperkuat kerja sama lintas daerah guna menjaga ketersediaan di pasar lokal.

Di sisi lain, Dinas Pertanian ditugaskan untuk memperkuat sektor hulu, khususnya di daerah-daerah penghasil, agar mampu menghadapi tantangan fluktuasi cuaca yang selama ini berdampak pada produksi. Pemprov juga akan menggencarkan kegiatan pasar murah sebagai intervensi langsung terhadap lonjakan harga di masyarakat.

“Tidak kalah penting, kami juga tengah menyiapkan sarana dan prasarana penyimpanan cadangan cabai besar agar pasokan tetap terjaga saat masa paceklik atau lonjakan permintaan,” jelas Adhy.

Baca juga : Kekurangan Cabai Besar Jadi Pemicu Inflasi, Jawa Timur Masih Defisit 2.318 Ton

Dengan langkah-langkah ini, Pemprov Jawa Timur berharap defisit cabai besar yang saat ini mencapai 2.318 ton dapat segera tertangani, dan tekanan terhadap inflasi bahan pangan bisa diminimalkan secara bertahap.

Seperti diberitakanan sebelumnya, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Dalam Negeri Komisaris Jenderal Polisi Tomsi Tohir saat rapat Pengendalian Inflasi Daerah bersama seluruh Pemerintah Provinsi dan Kabupaten Kota menyoroti persoalan inflasi yang dipicu oleh belum seimbangnya ketersediaan dan kebutuhan cabai besar di sejumlah daerah. Salah satu daerah yang menjadi perhatian adalah Provinsi Jawa Timur, yang hingga pertengahan 2025 masih mengalami defisit pasokan.

Berdasarkan data terbaru dari Kementerian Pertanian, produksi cabai besar di Jawa Timur tercatat hanya sebesar 118.562 ton. Sementara itu, kebutuhan masyarakat terhadap komoditas hortikultura ini mencapai 120.880 ton. Artinya, terdapat kekurangan sebesar 2.318 ton yang belum mampu dipenuhi oleh produksi lokal. bdo

 

Riko Abdiono
Riko Abdionohttp://rikolennon24.blogspot.com
Penulis adalah Jurnalis sejak 2004 di Harian Surabaya Pagi
RELATED ARTICLES

Leave a reply

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -

Terbaru