Urgensi Sungai Brantas: UNAIR dan 4 PTN-BH Bersatu Tanam Pohon
Batu, Nawacita.co – Di tengah ancaman krisis air bersih dan perubahan iklim yang kian nyata, Universitas Airlangga (UNAIR) menggandeng empat perguruan tinggi negeri berbadan hukum (PTN-BH) di Jawa Timur—Universitas Brawijaya, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Universitas Negeri Surabaya, dan Universitas Negeri Malang—untuk menggelar aksi nyata penyelamatan lingkungan melalui kegiatan penanaman pohon di Arboretum Sumber Brantas, Kota Batu.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program pengabdian masyarakat (pengmas) kolaboratif yang digagas UNAIR bersama Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur, Perum Jasa Tirta, dan PDAM Surya Sembada Surabaya. Tidak hanya sebagai simbol pelestarian alam, inisiatif ini menjadi titik tolak gerakan konservasi sumber daya air secara berkelanjutan.
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UNAIR, Gadis Meinar Sari, menyatakan bahwa Sungai Brantas merupakan urat nadi kehidupan masyarakat Jawa Timur. Oleh karena itu, pelestarian hulu sungai adalah langkah strategis.
Baca Juga: Mahasiswa UNAIR Ciptakan BitCast, Alat Machine Learning untuk Investor Kripto
“Air adalah sedekah terbesar. Maka menjaga sumbernya adalah tanggung jawab kita bersama,” tegas Prof Gadis.
Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor, mulai dari teknologi, sosial-humaniora, ekonomi, hingga kesehatan, dalam membangun sistem konservasi yang berdaya guna dan berkelanjutan.
Kepala Divisi Perum Jasa Tirta I, Agung Nugroho, mengingatkan bahwa Arboretum Sumber Brantas bukan kawasan wisata, melainkan area konservasi yang berfungsi sebagai ‘kantong air’ strategis. Air yang dialirkan dari kawasan ini digunakan untuk pembangkit listrik, konsumsi rumah tangga, hingga industri.
“Penanaman pohon di sini sangat penting untuk menampung air saat musim hujan dan mengurangi risiko banjir. Kawasan ini tidak dibuka untuk umum, namun terbuka bagi kegiatan penelitian,” ungkap Agung.
Baca Juga: Inovasi Mahasiswa UNAIR Jawab Kebutuhan Parkir Efisien, Siap Gantikan Sistem Konvensional
Ancaman terhadap Brantas juga mendapat sorotan serius dari PDAM Surya Sembada. Direktur Operasional, Nanang Widyatmoko, menjelaskan bahwa hampir seluruh pasokan air bersih Kota Surabaya—sekitar 93 persen—bersumber dari Sungai Brantas. Ketergantungan yang tinggi ini menjadi alarm bahwa upaya pelestarian tidak boleh berhenti di hulu saja.
“Jika kualitas air menurun atau debitnya terganggu, kota bisa lumpuh. Maka gotong royong seperti ini harus diperluas. Pengabdian masyarakat harus menjawab kebutuhan nyata. Air adalah shodaqoh terbaik,” ujar Nanang.
Kegiatan konservasi ini bukanlah akhir. LPPM dan SDGs Center UNAIR telah merancang rangkaian pengabdian lanjutan, yang akan menyasar wilayah hilir Sungai Brantas pada bulan September mendatang, bertempat di Kota Surabaya.
Langkah kolaboratif lima PTN-BH ini menjadi harapan baru dalam menjawab tantangan lingkungan masa depan. Tidak hanya menanam pohon, tetapi juga menanam kesadaran bahwa menjaga air sumber kehidupan adalah tanggung jawab semua.
Reporter: Alus


