Wednesday, December 24, 2025
HomeDAERAHJATIMMahasiswa Papua Bubarkan Acara Pentas Budaya di Kya-Kya Surabaya

Mahasiswa Papua Bubarkan Acara Pentas Budaya di Kya-Kya Surabaya

Mahasiswa Papua Bubarkan Acara Pentas Budaya di Kya-Kya Surabaya

SURABAYA, Nawacita – Mahasiswa Papua Bubarkan Acara Pentas Budaya, Pentas seni dan budaya Papua di kawasan Kya-kya Surabaya yang menghadirkan mantan atlet nasional Serafi Anelies Unani pada Minggu (27/7/2025), berujung ricuh.

Acara yang awalnya berlangsung meriah, berubah menjadi kepanikan saat sekelompok orang mengaku mahasiswa Papua membubarkan kegiatan tersebut secara paksa. Insiden pembubaran paksa diduga dilakukan oleh belasan orang yang mengaku dari Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) lantaran merasa tidak dilibatkan dalam gelaran tersebut.

Kasat Intelkam Polres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, AKP Amir Mahmud, membenarkan adanya penolakan dari sebagian mahasiswa Papua yang menempuh pendidikan di Surabaya.

- Advertisement -

”Iya, ada penolakan dari adik-adik mahasiswa (Papua) yang studi di Surabaya. Penolakannya karena mereka dari ada mahasiswa itu tidak dilibatkan dalam kegiatan tersebut,” kata Amir seperti dilansir media, Senin (28/7/2025).

Baca Juga: Berakhir Ricuh Polisi Tembakkan Water Cannon Ke Arah Mahasiswa

Beruntungnya, aksi pembubaran tersebut tidak memicu konflik yang lebih besar dengan warga sekitar. Amir bersyukur atas warga dan petugas langsung sigap dengan insiden tersebut.

”Alhamdulillah warga sekitar di sini tidak terpicu dengan keadaan kemarin. Petugas yang berjaga juga langsung mengamankan sejumlah warga yang juga ikut menonton agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” tambahnya.

Mahasiswa Papua Bubarkan Acara Pentas Budaya
Mahasiswa Papua Bubarkan Acara Pentas Budaya di Kya-Kya Surabaya.

Meski begitu, Amir menyayangkan insiden tersebut. Menurutnya, pentas budaya Papua seharusnya menjadi sarana efektif untuk memperkenalkan budaya Papua kepada masyarakat Surabaya.

”Namun, yang terjadi itu adalah penolakan dari adik-adik mahasiswa yang ada di Surabaya terhadap dari senior-senior mereka yang melaksanakan kegiatan pentas seni,” terangnya.

Pentas seni dan budaya Papua tersebut sebelumnya menghadirkan mantan atlet nasional Serafi Anelies Unani.

Dalam sesi talkshow, Serafi berbagi kisah inspiratif, menekankan pentingnya kesiapan mental, kedisiplinan, dan konsistensi bagi generasi muda Papua dalam meniti pendidikan dan karier.

Namun, suasana menjadi tegang ketika sekelompok mahasiswa Papua menyatakan bahwa acara tersebut tidak representatif. Kericuhan tak terhindarkan saat dialog antara panitia dan mahasiswa tidak menemukan titik temu.

Situasi memanas, menyebabkan beberapa kursi penonton rusak, anak-anak menangis ketakutan, dan pengunjung lainnya panik mencari jalan keluar.

Ketua Pelaksana acara, Freek Christiaan, menyesalkan adanya insiden ini. Ia menegaskan kegiatan ini murni untuk mengenalkan budaya Papua kepada publik, tanpa muatan politik atau kepentingan tertentu.

”Kami ingin memperkenalkan budaya tari-tarian Papua, sekaligus membangun persaudaraan antar suku di Surabaya,” ujarnya.

Freek juga menyebut kegiatan ini telah mengantongi izin resmi dari Pemkot Surabaya melalui Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga serta Pariwisata (Disbudporapar), termasuk penggunaan area Kya-Kya secara gratis.

Ia berharap kekisruhan ini tidak memupus niat untuk terus menghadirkan ruang ekspresi budaya Papua di Surabaya.

Sementara Ketua Perkumpulan Alumni Papua (PAP) Jawa Timur, O DJ S. Halley berencana membuat laporan polisi terkait aksi premanisme sekelompok mahasiswa Papua itu. Langkah itu akan dilakukan, karena pihaknya tidak terima dengan tindakan anarkis yang merusak acara resmi yang sudah mendapat izin dari pemerintahan.

murrdjtmnws.

RELATED ARTICLES

Leave a reply

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -

Terbaru