Repdem Jatim Refleksikan Kudatuli, Perjuangkan Semangat Demokrasi
Nawacita – Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Perjuangan Relawan Perjuangan Demokrasi (Repdem) Jawa Timur menggelar kegiatan refleksi memperingati peristiwa kerusuhan 27 Juli (Kudatuli) 1996 yang digelar di Kantor DPD PDI Perjuangan Jawa Timur, Minggu (27/07/2025).
Rangkaian peristiwa Kudatuli bermula dari terpilihnya Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Umum PDI dalam Kongres Luar Biasa di Surabaya pada 1993. Terpilihnya Megawati tidak direstui oleh pemerintah saat itu.
Hingga terjadi kongres tandingan di Medan. Massa pendukung kongres kemudian menyerbu kantor DPP PDI di Jl Diponegoro Jakarta pada 27 Juli 1996. Kerusuhan meluas menyebabkan jatuhnya korban jiwa, luka hingga hilang tak ditemukan sampai kini.
Kegiatan refleksi diikuti oleh berbagai perwakilan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Repdem yang berasal dari berbagai wilayah, diantaranya Surabaya, Sidoarjo, Magetan, Pasuruan, Madiun, Blitar, Lamongan, Gresik, Malang, Tulungagung dan berbagai wilayah lainnya.
Ketua DPD Repdem Jawa Timur, Mahfud Husairi menegaskan kepada seluruh kader yang hadir untuk merefleksikan peristiwa Kudatuli sebagai bentuk memperkuat kesolidan di akar rumput.
“Peristiwa Kudatuli adalah proses demokrasi yang telah kita perjuangkan, bukan sebuah warisan yang semata-mata kita dapat dengan mudah. Bagaimana perjuangan kita dihadang dengan kekerasan, suara dibungkam, dan ketidakadilan,” ucap Mahfud.
Mahfud yang juga anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kota Pasuruan tersebut menyampaikan refleksi Kudatuli juga sebagai ajang silahturahmi antara DPD dan DPC Repdem untuk menjaga semangat perjuangan dari kejadian peristiwa kekerasan di kantor Partai Demokrasi Indonesia.
“Kita hadir disini tidak hanya sekadar merawat ingatan peristiwanya saja, namun juga hadir untuk mewarisi semangat yang harus terus dijaga, bukan mengingat traumanya,” ujarnya.
Sementara itu Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Repdem, Abdi Edison yang turut hadir mengingatkan bahwa perjuangan Repdem lahir dari semangat perjuangan, utamanya terhadap rakyat kecil.
“Repdem punya sejarah panjang dan memiliki kesadaran yang sama dalam memperjuangkan demokrasi, memperjuangkan kaum wong cilik atau marhaen, nah Repdem itu lahir dari situ. Maka refleksi Kudatuli ini harus kita laksanakan, harus kita jaga dengan penuh kesadaran,” kata Abdi Edison.
Edison menekankan pentingnya para kader untuk terus merawat semangat perjuangan para pendahulu kepada generasi selanjutnya.
“Ini menjadi penting dengan merayakan Kudatuli tidak hanya sekadar perayaan, namun mengingatkan kembali dengan mengambil nilai-nilai perjuangannya. Peristiwa kudatuli menjadi simbol politik atas kesadaran masyarakat dalam melawan penindasan,” pungkasnya.
Reporter : Rovallgio