Tuesday, December 23, 2025
HomeSENAYANLEGISLATIFHari Anak Nasional, Legislator PSI Serukan Akses Digital untuk Anak yang Tertekan

Hari Anak Nasional, Legislator PSI Serukan Akses Digital untuk Anak yang Tertekan

Hari Anak Nasional, Legislator PSI Serukan Akses Digital untuk Anak yang Tertekan

Surabaya, Nawacita — Memperingati Hari Anak Nasional, anggota Komisi D DPRD Kota Surabaya dr. Michael Leksodimulyo dari Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI), menyerukan perlindungan anak yang lebih konkret melalui pemanfaatan teknologi dan pembudayaan hidup sehat sejak dini.

Dalam keterangannya, dr. Michael mengapresiasi berbagai capaian Kota Surabaya dalam pembangunan anak, termasuk penurunan signifikan angka stunting. Namun ia mengingatkan bahwa validitas data perlu diawasi agar tidak hanya menjadi angka administratif belaka.

“Saya apresiasi kerja keras puskesmas, UKS, dan kader Posyandu. Tapi kita harus jujur dalam membaca data—apakah stunting tidak ditemukan atau tidak dimasukkan? Ini harus diawasi,” ujarnya, Rabu (23/7).

- Advertisement -

Tak hanya soal kesehatan, dr. Michael juga menyoroti pentingnya gaya hidup anak-anak masa kini. Ia menilai budaya mengantar anak dengan kendaraan pribadi bisa menghambat tumbuh kembang mereka.

“Di negara maju, anak-anak jalan kaki ke sekolah. Mereka jadi lebih mandiri, sehat, dan bersosialisasi. Di sini, justru dijemput-antar setiap hari. Mereka kurang bergerak, kurang sinar matahari, dan minim interaksi sosial,” tegasnya.

Ia pun mendukung sistem zonasi dalam penerimaan peserta didik, yang menurutnya telah menciptakan keadilan dan transparansi, serta menutup celah kecurangan.

dr. Michael juga mengungkapkan keprihatinan atas meningkatnya kekerasan verbal dan psikologis terhadap anak, yang ia kaitkan dengan tekanan ekonomi akibat PHK dan tutupnya sejumlah perusahaan.

“Banyak orang tua melampiaskan tekanan hidupnya ke anak. Ini menyebabkan gangguan psikologis, menurunkan nafsu makan, dan menghambat tumbuh kembang mereka,” katanya.

Untuk itu, ia mendorong pemerintah membangun layanan psikologis digital yang mudah dijangkau anak-anak.

“Setiap anak perlu punya kanal digital untuk curhat atau melaporkan tekanan yang mereka alami. Bisa berupa link atau aplikasi yang langsung terhubung ke pemerintah atau psikolog,” imbuhnya.

dr. Michael menilai pendekatan digital jauh lebih relevan ketimbang pembangunan fisik seperti rumah anak.

“Anak sekarang sudah terbiasa dengan gadget. Kalau mereka jadi korban kekerasan, tinggal klik link, langsung ditangani. Pemerintah bisa lebih responsif dan efisien,” jelasnya.

Menutup pernyataannya, ia menegaskan bahwa Hari Anak Nasional harus dimaknai dengan aksi nyata, bukan sekadar peringatan seremonial.

“Hari Anak bukan cuma seremoni. Ini momen refleksi—apakah negara hadir secara nyata dalam hidup anak-anak kita,” tutupnya.

RELATED ARTICLES

Leave a reply

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -

Terbaru