Agus Jabo tegaskan Sekolah Rakyat diperuntukkan bagi kita yang miskin dan miskin ekstrem
Bandung, Nawacita – Para guru Sekolah Rakyat diminta menanamkan empati yang tulus kepada setiap siswa, karena mereka lahir dari keluarga miskin hingga miskin ekstrem. Wakil Menteri Sosial, Agus Jabo Priyono, menegaskan hal ini agar para siswa merasa aman dan berani bermimpi di sekolah yang menjadi rumah kedua mereka.
Wakil Menteri Sosial, Agus Jabo Priyono meminta agar seluruh guru Sekolah Rakyat bisa mempunyai empati terhadap para siswa. Hal itu dikarenakan para siswa sekolah rakyat berasal dari latar belakang keluarga miskin dan miskin ekstrim.
Hal itu diungkapkan Agus setelah dirinya menutup pembekalan guru Sekolah rakyat melalui zoom dan melakukan peninjauan langsung terkait kesiapan fasilitas belajar serta fasilitas asrama di Sekolah Rakyat Politeknik Kesejahteraan Sosial (Poltekesos) Bandung.
“Karena ini Sekolah Rakyat yang diperuntukkan bagi saudara-saudara kita yang keluarganya miskin dan miskin ekstrem, di pembekalan ini kita meminta supaya guru-guru ini punya empati terhadap siswa,” ungkap Agus, Sabtu 12/7/2025.
Menurut Agus, sistem sekolah yang mengadaptasi sistem boarding sendiri membuat para guru harus menjadi orang tua kedua bagi para siswa di Sekolah Rakyat. Sehingga para siswa bisa merasa nyaman untuk tinggal di asrama dan belajar di Sekolah Rakyat.
“Karena ini boarding tidak bersama orang tua, tentunya guru selain jadi pengajar, mereka juga harus menjadi orang tua di sekolah ini yang bisa menjadikan siswa-siswi disini nyaman, aman,” kata dia.
Agus membeberkan bahwa 1.569 guru sekolah rakyat yang mengikuti pembekalan telah diberikan materi berupa kurikulum, orientasi Sekolah Rakyat, pendidikan inklusi ramah anak dan ramah HAM serta talent mapping.
“Itu semua disampaikan dan dibekali ke guru-guru supaya nanti ketika mulai mengajar sudah memiliki bahan-bahan, konsep yang harus dikerjakan dan diajarkan,” beber Agus.
Lebih lanjut, Agus juga menjelaskan bahwa nantinya para siswa Sekolah Rakyat bakal diberikan pendidikan karakter kebangsaan, sosial, keagamaan serta keterampilan. Hal itu sesuai dengan instruksi Presiden Prabowo Subianto agar para siswa yang lulus dari Sekolah Rakyat bisa memiliki keterampilan dan bisa bermanfaat bagi orang tua, keluarga serta masyarakat sekitarnya.
“Termasuk perintah Pak Presiden, kita juga harus membekali mereka dengan pendidikan-pendidikan keterampilan. Supaya kalau mereka sudah lulus SMA, belum mau melanjutkan di Perguruan Tinggi, mereka sudah bisa bekerja untuk membantu orang tuanya, membantu masyarakat di sekitarnya,” tutup dia.
(Niko)
