Sopir Angkot Resah, Pemkot Bandung Wacanakan Hapus Sistem Trayek Angkot
Bandung, Nawacita – Pemerintah Kota Bandung berencana untuk menghapus sistem trayek angkot yang saat ini masih berjalan dan dipakai oleh para sopir maupun pemilik angkot.
Tetapi nampaknya wacana tersebut menimbulkan keresahan tersendiri bagi kalangan sopir angkot yang menggantungkan hidupnya sehari hari dari hasil menarik angkot dengan trayek yang sudah tersedia.
Keresahan tersebut salah satunya dirasakan oleh Retno (52) seorang sopir angkot trayek Cicaheum – Kebon Kalapa yang sehari-hari menggantungkan hidupnya sebagai sopir angkot dari trayek tersebut. Menurutnya, wacana Pemkot Bandung untuk menghapus trayek angkot memang menjadi salah satu langkah bagus dalam inovasi pembenahan transportasi umum di Kota Bandung.

Namun di satu sisi, dirinya juga merasa resah jika suatu saat wacana tersebut bisa membuat dirinya kehilangan pekerjaan sebagai sopir angkot. Terlebih wacana tersebut digadang-gadang bakal digantikan dengan sistem sharing ride serta menggunakan kendaraan listrik.
“Jadi gimana apa? gimana ini aja ramainya? kalau ramainya ngedukung ya kita juga yang ngedukung gitu kan jadi kalau mau dibenahin ya benahin gimana caranya gitu. Tapi kan jangan sampe yang udah-udah yang ada aja jadi nggak ada gitu,” ungkap Retno saat diwawancarai Kamis (10/7/2025) sore.
Ia berharap, adanya wacana tersebut justru tidak membuat para sopir angkot kehilangan pekerjaan. Justru sebaliknya, wacana ini diharapkan bisa menambah penghasilan para sopir angkot semakin bertambah dengan banyaknya masyarakat yang semakin tertarik menggunakan angkot.
Baca Juga: Sistem Trayek Angkot di Kota Bandung Bakal Dihapus, Begini Langkah Walkot Farhan
“Ya kalau kita dipekerjakan mah nggak apa apa gitu dipekerjakan lagi ya kita diatur lah gitu kan kalau ibaratnya ini dihapus terus ke depannya kan kita mau kerja apalagi gitu,” kata dia.
Terlebih kebanyakan sopir angkot sudah berusia lanjut di atas 50 tahun. Hal itu juga diperparah dengan peminat angkot yang semakin minim di tengah ekonomi Kota Madya yang menuntut ketercukupan kebutuhan sehari-hari.
“Sedangkan usia kita kan udah 50 ke atas kan mungkin harus mencari pekerjaan lagi kalau dihapus gitu loh. Kalau memang dibenahi mungkin ya pendapatan kaya sekarang kan udah ya angkotnya udah susah lah gitu apalagi di ini di Kota Madya ini,” bener dia.
Reporter: Niko


