Surabaya, Nawacita – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya masih menunggu petunjuk teknis (juknis) dari pemerintah pusat usai Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan pendidikan Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP), baik sekolah negeri maupun swasta wajib gratis atau tidak dipungut biaya.
“Terkait hal ini masih menunggu juknisnya dari pemerintah (pusat). Apakah juknisnya itu ngasih gratis semuanya,” kata Walikota Surabaya Eri Cahyadi, Rabu (2/7/2025).
Eri menjelaskan bahwa pihaknya masih menunggu juknis, utamanya terkait detail biaya gratis yang ditetapkan oleh pemerintah pusat.
“Kemarin Pak Menteri masih mengatakan ada sekolah yang diperbolehkan (masih ada pungutan biaya). Jadi kita masih menunggu saja, biar tidak ada pendapat yang beda-beda,” jelasnya.
Untuk diketahui, Pemkot Surabaya telah menggratiskan biaya sekolah bagi lebih dari 180 ribu siswa SD dan SMP negeri.
Baca Juga: Menkeu Beri Bantuan Pulsa Gratis untuk Anak Sekolah dan Mahasiswa
Selain itu, pemerintah kota juga memberikan beasiswa kepada 3.964 siswa penghafal kitab suci dari jenjang TK hingga SMP.
Sebagai wujud komitmen pada sektor pendidikan, Pemkot Surabaya juga mengalokasikan anggaran pendidikan mencapai Rp2,5 triliun.
“Komitmen ini diwujudkan melalui alokasi anggaran pendidikan yang mencapai lebih dari 20 persen atau Rp2,5 triliun,” sebutnya.
“Selain itu, lebih dari 21.000 siswa SMA/SMK/MA menerima beasiswa dengan total anggaran lebih dari Rp108 miliar, dan 3.500 mahasiswa perguruan tinggi juga mendapatkan beasiswa,” tambah Eri.
Tak hanya itu, Pemkot Surabaya juga telah menjalankan program bantuan seragam gratis yang telah membantu 12.850 siswa SMP/MTs negeri dan 6.389 siswa SMP/MTs swasta dan menunjukkan kepedulian pada siswa inklusi dengan membangun empat Rumah Anak Prestasi (RAP), dua TK inklusi, 284 SD inklusi, dan 63 SMP inklusi.
“Kota ini juga peduli pada pendidikan inklusi dengan empat Rumah Anak Prestasi (RAP), dua TK inklusi, 284 SD inklusi, dan 63 SMP inklusi, serta Asrama Bibit Unggul untuk anak berprestasi dari keluarga miskin (gamis),” tandas Eri.
Reporter : Gio


