AMP dan IPMAPA Desak Sikap Tegas Pemerintah Atasi Aksi Teror di Asrama dan Kontrakan Pelajar Asal Papua
Surabaya, Nawacita | Mahasiswa Papua di Surabaya kembali mendapat teror, intimidasi, dan rasisme ketika akan menyuarakan hak masyarakat Papua.
Teror dan intimidasi terjadi dalam kurung waktu satu minggu dari tanggal 19-23 Juni 2025. Tepat saat Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) dan Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Papua (IPMAPA) se-Surabaya akan menggelar aksi terkait “Anti Militerisme dan Investasi di Papua” yang direncanakan berlangsung pada Minggu (20/06/2025).
Intimidasi dan tindakan rasisme terjadi sepasca pihak mahasiswa Papua melakukan konsolidasi untuk merespon kondisi di Papua soal operasi militer di beberapa kota dan juga eksplosif tambang ilegal di beberapa tempat, misalnya di Raja Empat, Merauke, dan Sorong. Eksplosif tambang ilegal.
“Ketika kami mau melakukan aksi di hari Jumat tanggal 20 Juni, sehari sebelumnya di hari Kamis tanggal 19 pagi itu, kami menemukan beberapa poster di beberapa tempat di asrama dan kontrakan mahasiswa Papua di Surabaya,” ucap Hengky salah satu perwakilan mahasiswa Papua usai konferensi pers di Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) – LBH Surabaya, Selasa (01/07/2025).
“Dalam narasi yang ditulis itu di poster-poster itu berupa kata-kata diskriminatif, rasis, dan provokatif,” imbuhnya.

Selain tindakan rasisme dan provokasi dalam bentuk poster, juga ditemui beberapa tindakan intimidatif diantaranya kiriman Biawak hidup, dan chat dari orang tidak dikenal.
“Dampak dari teror ini memang ada sejumlah atau banyak mahasiswa yang, psikologinya terganggu karena baru pertama kalinya mendapatkan teror,” ujarnya.
Pada kesempatan tersebut, pihak perwakilan mahasiswa Papua memberikan pernyataan sikap, yakni :
1. Irjen Pol Drs. Nanang Avianto, M,si. Sebagai Kapolda Jawa Timur untuk mengungkap dibalik teror kepada mahasiswa papua di Jawa Timur.
2. Kepada Kapolda jawa timur, segara ungkap pelaku teror kepada mahasiswa Papua di Surabaya.
3. Memerintah Kota Surabaya, segara mendesak Kapolda Jawa Timur untuk utus tuntas kasus teror kepada mahasiswa Papua di Surabaya.
4. Gubernur Jawa Timur, Ibu Khofifah Indar Parawansa, segera mendesak kepada Kapolda Jawa Timur untuk Mengungkapkan Pelaku Teror Kepada Mahasiswa Papua di Surabaya.
Sementara itu, M. Ramli Himawan, Kepala Divisi Advokasi dan Kampanye LBH Surabaya menjelaskan bahwa terdapat upaya-upaya intimidasi kepada mahasiswa Papua agar tidak mengeluarkan pendapat atau opininya terkait permasalahan yang terjadi di tanah Papua.
“Konferensi pers ini sebenarnya awalan agar publik atau masyarakat mengetahui bahwasannya ada ketidakadilan yang dialami oleh mahasiswa Papua dan ada beberapa upaya-upaya framing negatif khususnya kepada teman-teman mahasiswa Papua untuk mempersempit ruang gerak dari teman-teman mahasiswa untuk menyatakan kebebasan berekspresi dan berpendapat terkait dengan apa yang dialami atau apa yang menjadi nilai-nilai yang diperjuangkan selama ini,” ujar Ramli.
Ramli menjelaskan bahwa LBH Surabaya memberikan fasilitas bagi mahasiswa Papua apabila akan melakukan pengaduan ataupun rencana untuk melaporkan hal intimidasi ke pihak kepolisian.
“Kami secara kelembagaan siap untuk memberikan pendampingan hukum jadi secara kelembagaan kita memposisikan sebagai fasilitator apabila memang teman-teman aliansi mahasiswa Papua bersepakat akan menindaklanjuti teror yang dialami oleh mereka,” pungkasnya.
Reporter : Rovallgio


