Thursday, December 25, 2025
HomeNasionalBRUIN Sebut Sampah Plastik di Indonesia Sangat Mengkhawatirkan

BRUIN Sebut Sampah Plastik di Indonesia Sangat Mengkhawatirkan

Surabaya, Nawacita – Sebuah riset masif yang digagas oleh Badan Riset Urusan Sungai Nusantara (BRUIN) menerbitkan sebuah buku yang berjudul ‘Sensus Sampah Plastik: Mengungkap Fakta, Menggerakkan Aksi’.

Buku tersebut resmi diperkenalkan di Gedung Departemen Riset dan Pengabdian Masyarakat – Riset Center ITS, Surabaya, Kamis (26/6/2025).

Koordinator Riset Sensus Sampah Plastik BRUIN dan Penulis Buku, Muhammad Kholid Basyaiban menerangkan bahwa di dalam buku tersebut membuktikan tidak ada satu pun sungai dari 35 sungai yang diteliti bebas dari sampah plastik.

- Advertisement -

“Kondisi sampah plastik di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan. Dari penelitian ini, kami bisa menyimpulkan bahwa problematika sampah plastik bukan hanya masalah kota besar, tetapi juga menyebar hingga pelosok Indonesia Timur,” ungkapnya.

Dengan melibatkan 156 kolaborator dari berbagai kalangan akademisi, organisasi lingkungan, hingga komunitas masyarakat serta 976 relawan, BRUIN berhasil mengumpulkan 76.899 sampah plastik dari 92 titik lokasi di 49 kabupaten/kota di 30 provinsi selama periode 2022–2024.

“Jadi buku ini tak hanya menyajikan data, tetapi juga mendorong aksi, mulai dari tingkat daerah hingga nasional,” tegas Kholid.

Baca Juga: Bandung Darurat Sampah, Ternyata Ini yang Jadi Penyebab Utama

Kholid mengatakan di dalam buku tersebut berisi data yang dikumpulkan BRUIN sebanyak 300 lebih merek yang ditemukan dalam riset ini diundang untuk hadir dalam peluncuran hasil sensus. Seperti, 5 produsen pencemar terbesar unbranded, wings, mayora, unilever, dan indofood.

Di dalam buku itu, BRUIN juga memberikan enam usulan kebijakan penting, salah satunya menegaskan tanggung jawab produsen (Extended Producer Responsibility/EPR).

Produsen didorong untuk redesign kemasan, mengurangi plastik sekali pakai, dan ikut mendistribusikan produk dengan cara yang lebih ramah lingkungan

“Selain itu, pentingnya regulasi yang kuat dan standar baku mutu mikroplastik sebagai indikator nasional,” jelasnya.

Kholid berharap hasil riset ini dapat menjadi rujukan dalam kebijakan pemerintah dan menjadi pemicu aksi nyata dari produsen dan masyarakat.

Sensus sampah plastik bukan sekadar laporan, tapi panggilan untuk bertindak bagi pemerintah, pelaku industri, dan seluruh masyarakat Indonesia.

Reporter : Alus Tri

RELATED ARTICLES

Leave a reply

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -

Terbaru