Bandung, Nawacita.co – Kompetisi Nasional GreenMech 2025 kembali digelar di Kota Bandung. Kompetisi ini berlangsung dari 26 – 27 April 2025 di Gedung PPAG Universitas Katolik Parahyangan.
Rektor Universitas Katolik Parahyangan, Tri Basuki Joewono mengatakan bahwa GreenMech sendiri merupakan sebuah kompetisi membuat struktur mekanika Rube Goldberg Machine yang menghubungkan berbagai fungsi dari mekanika dan green energy melalui operasi yang kompleks dan kreatif untuk menyelesaikan tindakan yang sederhana.
“Hari ini adalah kegiatan kompetisi Greenmech. Kompetisi untuk robotik, untuk anak kecil, Junior sampai Medior jadi SMA juga,” kata Tri Basuki Joewono saat diwawancarai, Sabtu (26/4/2025).
Kompetisi ini digelar oleh Universitas Katolik Parahyangan Bandung bekerja sama dengan Rumah Edukasi selaku perwakilan Asosiasi Greenmech Dunia di Indonesia beserta Puspresnas (Pusat Prestasi Nasional) Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah serta Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
“Kami bekerja sama dengan pemerintah kota, pemerintah provinsi juga, lewat dinas pendidikan, lewat kementerian dikdasmen dengan pospres nas, dengan rumah edukasi, dan berbagai sekolah yang ada di Indonesia,” tambahnya.
Tri menyebut, kompetisi ini merupakan agenda tahunan yang biasa digelar di Universitas Katolik Parahyangan Bandung sejak tahun 2019. Dalam gelarnya tahun ini, Greenmech National Competition 2025 diikuti oleh 180 tim dari sembilan provinsi di Indonesia.
“Dan ini se Indonesia dari 9 provinsi ada 180 tim yang hadir ada dari Mole Sumatera Utara, dari Surabaya juga termasuk dari Bandung. Jadi ini adalah satu kegiatan rutin yang sudah dilakukan sejak lama khususnya di Unpar sudah dari tahun 2019 begitu,” kata Tri.
Ia mengungkapkan, kompetisi ini menjadi kompetisi yang bisa mengajarkan anak-anak untuk menerapkan ilmu pengetahuan atau sains dengan metode bermain dan memanfaatkan teknologi.
Baca Juga: Electrical Fiesta UK Petra 2024: Ajang Unjuk Gigi Kreativitas di Bidang IoT dan Robotika
Selain itu, kompetisi ini juga mengkombinasikan 5 aspek pembelajaran dan perkembangan yang dikenal dengan istilah STEAM (Science, Technology, Engineering, Art and Mathematics) sehingga membuat anak-anak atau peserta menjadi lebih kreatif dan inovatif.

“Jadi ini sebuah kompetisi yang mengajak para anak-anak untuk belajar tentang bagaimana robot, membangun robot, bagaimana menerapkan ilmu pengetahuan science, teknologi, di dalam cara belajar, yaitu cara belajarnya dengan bermain, yaitu membuat mainan tapi memanfaatkan teknologi tadi,” ungkapnya.
Tri menyebut, Universitas Katolik Parahyangan sendiri sebelumnya telah menggelar kompetisi yang sama namun di tingkat internasional. Menurutnya, kompetisi ini sendiri
“Kami belajar pertama kali di 2016 dan itu dilakukan dan tahun lalu sudah dilakukan juga kompetisi yang sama di tingkat internasional di kampus Unpar. Dan tahun ini dilanjutkan,” sambungnya.
Tri menegaskan bahwa pihaknya akan terus menggelar kompetisi ini setiap tahunnya. Hal itu sebagai bentuk konsistensi dari Universitas Katolik Parahyangan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan sekaligus menyiapkan generasi mendatang yang cakap dalam teknologi, digitalisasi dan komputasi.
“Terus konsisten karena memang Unpar berusaha untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan mengembangkan kemanusiaan sehingga mereka akan belajar menyiapkan diri untuk menjadi orang-orang yang siap untuk generasi mendatang, yaitu orang-orang yang punya kemampuan secara teknologi, punya kemampuan digitalisasi, kemampuan komputasi,” tegasnya.
Selain itu, ia menilai bahwa kompetisi ini juga mengajarkan para peserta atau anak-anak untuk bekerja sama, belajar kreatif, inovatif serta cara bersaing yang sehat.
“Tapi juga mereka menjadi berkembang karena mereka belajar bagaimana berkompetisi yang sehat. Mereka bisa bekerja sama, belajar kreativitas, belajar inovatif,” tandasnya.
Tri berharap agar kompetisi ini bisa semakin berkembang dengan melibatkan lebih banyak peserta atau siswa bahkan guru. Sehingga kedepannya lebih banyak generasi muda yang siap dan kompeten dalam dunia teknologi, komputasi dan digitalisasi.
“Berharap kegiatan ini akan makin berkembang dan akan melibatkan lebih banyak sekolah, lebih banyak guru, makanya kami sangat berterima kasih mengajak pemerintah daerah khususnya provinsi dan kota untuk mengajak para guru makin banyak terlibat, dan kemudian kalau guru nya terlibat, maka dia akan mengajak mahasiswa para studentnya untuk terlibat,” tuturnya.
“Sehingga nanti kita akan punya lebih banyak orang, generasi muda yang siap untuk menatap dunia masa depan dan ready untuk dunia masa depan dengan lebih siap,” pungkas Tri.
Reporter : Niko


