Home DAERAH JATIM Kisah Petugas Layanan Publik yang Tak Mudik Lebaran

Kisah Petugas Layanan Publik yang Tak Mudik Lebaran

0
Kisah Petugas Layanan Publik yang Tak Mudik Lebaran
Januar Putra saat bertugas di Terminal Surabaya. (Sumber foto: Reporter Alus)

Kisah Petugas Layanan Publik yang Tak Mudik Lebaran

SURABAYA, Nawacita – Kisah Petugas Layanan Publik, Lebaran selalu menjadi momen yang dinanti untuk berkumpul bersama keluarga. Namun, bagi sebagian orang, tanggung jawab pekerjaan membuat mereka harus mengesampingkan keinginan untuk mudik.

Salah satunya seorang petugas di Terminal Prabaya bernama Januar Putra yang tetap bertugas selama arus mudik Lebaran. Petugas berusia 25 tahun ini mengungkapkan bahwa dirinya tidak bisa pulang ke kampung halamannya di Purwokerto, Jawa Tengah, karena harus bekerja pada 31 Maret dan 1 April.

“Sebenarnya perasaannya sedih, pasti sedih. Semua orang ingin pulang ke kampung halaman untuk silaturahmi bersama keluarga,” tuturnya.

Meski demikian, ia menerima tugas ini dengan penuh tanggung jawab. “Mau tidak mau, saya harus menjalankan tugas ini untuk memastikan situasi di terminal tetap aman dan kondusif selama arus mudik,” tambahnya.

Tahun lalu, ia masih sempat pulang kampung karena mendapat jadwal libur saat Lebaran. “Tahun lalu saya bisa mudik selama dua hari karena kebetulan tidak bertugas. Tapi tahun ini saya harus tetap bekerja. Mungkin saya baru bisa pulang setelah posko Lebaran selesai, sekitar tanggal 10 atau setelahnya,” jelasnya.

Baca Juga: Khofifah dan Musyafak Lepas 102 Armada Mudik Gratis Bareng Dishub Jatim

Meskipun berat, ia memahami bahwa pekerjaan ini adalah bentuk pengabdian. “Saya anggap ini sebagai tanggung jawab terhadap negara juga,” ujarnya.

Disisi lain, cerita dari seorang Tenaga Kesehatan, Nanda Putri (26), perayaan Idul Fitri harus disesuaikan dengan jadwal kerja. Tahun ini, Nanda tetap berada di Surabaya pada hari pertama Lebaran sebelum akhirnya bisa pulang kampung pada hari kedua.

Kisah Petugas Layanan Publik
Tenaga Kesehatan, Nanda Putri yang sedang bertugas di posko kesehatan.
(Sumber foto: Reporter Alus).

“Karena bekerja di bidang pelayanan yang berjalan 24 jam nonstop, saya dan teman-teman harus bergantian mendapatkan libur Lebaran,” ujar Nanda. Meski tetap mendapat libur, ia harus menunda momen berkumpul dengan keluarga hingga hari kedua Idul Fitri.

Perasaan sedih tentu ada. “Idul Fitri adalah momen yang dinantikan semua orang untuk berkumpul di rumah, jadi pasti ada rasa sedih karena tidak bisa merayakan sejak hari pertama bersama keluarga,” ungkapnya.

Akan tetapi, dengan adanya dukungan dari keluarga di kampung halaman yang menenangkan pikirannya. Membuat Nanda lebih santai menghadapi situasi di setiap Lebaran yang harus tetap bertugas.

Dedikasi petugas lalu lintas dan petugas kesehatan inilah menunjukkan bahwa di balik kenyamanan masyarakat dalam merayakan Lebaran, ada banyak pihak yang tetap menjalankan tugasnya demi pelayanan publik.

Mereka harus rela melewatkan momen berharga bersama keluarga demi memastikan orang lain bisa mudik dengan nyaman dan aman. Semoga mereka yang belum bisa mudik tahun ini diberikan kesehatan dan kesempatan untuk berkumpul dengan keluarga di lain waktu.  (Al)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here