Bandung, Nawacita – Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bandung memprediksi puncak arus mudik di Jalur Arteri Lingkar Nagreg kabupaten setempet terjadi pada H-1 lebaran atau Minggu, 30 Maret 2025.
Hal itu disampaikan Koordinator Hubungan Masyarakat (Humas) Dinas Perhubungan Kabupaten Bandung, Ruddy Heryadi.
“Kami prediksi juga di hari ini, hari Jumat, Sabtu bahkan nanti kami predisikan juga bahwa puncak arus mudik mulai di hari Minggu ataupun H-1 lebaran,” sebutnya, Jumat (28/3/2025).
Ruddy mengatakan volume kendaraan pemudik di Jalur Arteri Lingkar Nagreg Kabupaten Bandung akan cukup meningkat dibandingkan empat hari sebelumnya.
Berdasarkan data Posko Induk Dinas Perhubungan Kabupaten Bandung per 27 Maret 2025, jumlah kendaraan yang melewati Jalur Arteri Lingkar Nagreg mencapai 74.799 kendaraan.
“Ini kami predisikan volume akan cukup meningkat dibandingkan 4 hari yang lalu dari Senin, Selasa dan sampai kamis,” jelasnya.
Ruddy mengatakan prediksi tersebut muncul akibat jumlah kendaraan pemudik yang melewati jalur ini terus meningkat setiap harinya sejak H-7 lebaran pada Senin, 24 Maret 2025.
“Dari mulai H-7 hari Senin kemarin, sampai H-4 hari Kamis jam 12 tadi malam, volume lalu lintas ada kecenderungan naik. Kalau misalkan kita hitung dari H-7 sampai H-4,” paparnya.
“Mulai dari rata-rata volume kendaraan di Nagreg untuk hari-hari normal, 1 hari itu bisa mencapai 35.000 sampai 38.000. Untuk dari hari Senin kemarin H-7 sampai H-4 kemarin, berada di posisi 75.000 kendaraan,” tambah Ruddy.
Meski demikian, ia menyebut volume arus mudik 2025 yang melewati jalur tersebut mengalami penurunan daripada tahun sebelumnya. Hal itu disebabkan karena masa cuti bersama antara lembaga pendidikan dengan perusahaan cukup berbeda.
“Jika kita bandingkan volume lalu lintas arus mudik dari arah barat menuju timur, baik itu arah Garut, ataupun arah Tasik, volume lalu lintas dibandingkan tahun lalu mengalami penurunan. Prosentasinya setiap harinya bisa mencapai 15 sampai 20 persen penurunannya. Jadi belum ada peningkatan signifikan dibandingkan dengan tahun 2024 lalu,” jelas Ruddy.
Baca Juga: H-6 Lebaran, Arus Mudik Di Jalur Cibiru Kota Bandung Mulai Mengalami Kepadatan
Untuk mengantisipasi kepadatan kendaraan pada masa puncak arus mudik di Jalur Nagreg, Ruddy mengatakan pihaknya bekerjasama dengan kepolisian, dan akan melakukan rekayasa lalulintas berupa buka tutup jalur atau one way.
One way itu akan dilakukan khususnya di titik yang dianggap biasa menjadi jantung kemacetan yaitu Ruas Jalan Cagak atau persimpangan Nagreg yang mengarah ke Garut dan Tasikmalaya.
“Manajemen rekayasa ataupun cara bertindak ketika kepadatan mengalami pentingkatan ataupun terjadi stuck di khususnya yang menuju jantung kemacetan adalah jalan cagak Nagrek,” ungkapnya.
“Biasanya cara yang dilakukan adalah yang paling krusial adalah One way ataupun buka tutup. Garut penuh dibuang ke Tasik. Tasik penuh dialihkan ke Garut seperti itu memerlukan fasilitas dan perlengkapan yang cukup dan insya Allah kami sudah mempersiapkannya,” tambah Ruddy.
One way tersebut nantinya akan diberlakukan secara situasional, apabila kepadatan terjadi di ruas jalan yang mengarah ke Garut, maka one way kendaraan akan diarahkan ke jalan menuju Tasikmalaya dan menutup jalur yang menuju ke arah Garut, begitupun sebaliknya.
“Kita melihat mana posisi yang paling padat tentu kita tidak bisa mengalirkan sepenuhnya ke area tersebut, misalkan ketika posisi Kabupaten Garut mengalami kepadatan di Leles, mengalami kepadatan di daerah Kadungora, tentu kami akan alihkan volume kendaraannya ke arah Tasik Itu pun sebaliknya,” jelas dia.
Untuk memberlakukan one way tersebut, Ruddy mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak kepolisian dan Dinas Perhubungan di tiga wilayah yang nantinya akan menjadi jalur one way yaitu Kabupaten Bandung, Kabupaten Garut dan Kabupaten Tasikmalaya.
“Jadi kami pun ada wadah koordinasi, baik Polresta Bandung dengan Polres Garut ataupun kami dari Dishub Kabupaten Bandung dengan Dishub Kabupaten Garut tentu ketika limbatkan sudah full, malangbong sudah gak kuat dengan volume lalu lintas kita arahkan ke arah Garut,” katanya.
“Jadi kita memanagenya tidak hanya Kabupaten Bandung ataupun Polresta Bandung, tapi berkolaborasinya dengan Dishub Kabupaten Garut atau Kabupaten Tasik,” sambung Ruddy.
Ruddy menegaskan akan mendukung langkah one way tersebut dengan memfasilitasi seluruh kebutuhan dan perlengkapan fasilitas penguatan jalan dalam proses pemberlakuan.
“Tugas kami itu sendiri selaku Dinas Perhubungan adalah penguatan fasilitas perlengkapan jalan untuk menopang dan membantu pelaksanaan manajemen rekayasa oleh polisi dalam hal ini Polresta Bandung. Kami sudah menyiapkan traffic cone waterbury dan sebagainya,” pungkasnya.
Reporter : Niko