Friday, December 26, 2025
HomeDAERAHJABARPenggunaan Paylater di Jabar Meningkat: Didominasi Milenial, Transaksi Capai Rp100 Triliun

Penggunaan Paylater di Jabar Meningkat: Didominasi Milenial, Transaksi Capai Rp100 Triliun

Bandung, Nawacita – Trend penggunaan layanan Buy Now Paylater (BNPL) atau Paylater di Jawa Barat terus meningkat setiap bulannya.

Faktor kemudahan pengajuan dan proses cepat dalam pencairan menjadi pemicu naiknya penggunaan.

Yang bikin geleng kepala, para pengguna layanan paylater di Jawa Barat didominasi oleh Gen Z atau milenial di rentang usia 18 sampai 25 tahun.

- Advertisement -

Berdasarkan data terakhir Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jawa Barat per bulan Desember 2024, transaksi paylater di Jawa Barat meningkat sebesar Rp100 triliun.

Peningkatan itu tercatat dari rentang waktu bulan November hingga bulan Desember 2024. Transaksi paylater di Jawa Barat mencapai Rp19,4 triliun pada bulan November 2024. Angka tersebut meningkat hingga Rp19,5 triliun pada bulan Desember 2025.

Sementara itu di rentang waktu yang sama, jumlah akun pengguna layanan paylater di Jawa Barat juga ikut meningkat hingga 100 ribu akun. Pada kurun waktu November hingga Desember 2024 jumlah akun pengguna layanan paylater di Jawa Barat naik dari Rp5,9 juta akun menjadi Rp6,1 juta akun.

Analis Junior Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jawa Barat, Mohammad Badar menyebut kemudahan pengajuan dan proses pencarian limit yang cepat dalam layanan pay later menjadi salah satu faktor yang memicu naiknya trend penggunaan paylater di Jawa Barat. Terlebih secara antropologis masyarakat Jawa Barat sudah terbiasa dengan kemudahan dan pelayanan yang cepat.

“Jadi kalau ngelihat trend, setahun Ini datanya ini bisa kelihatan dari Desember 2023 sampai dengan Desember 2024, trendnya kalau kita lihat naiknya Rp3 triliun,” terang Mohammad Badar kepada Nawacita.co, Minggu (23/3/2025).

“Kenapa Jawa Barat? Berdasarkan riset itu saya pernah baca Jawa barat ini kalau dari segi karakter kata pengen instan perilaku masyarakatnya ya jadi apa-apa pengen yang cepat, mudah. Kan dari sisi perilaku itu mudah. Dari sisi pintek atau pinjol atau pindar itu mudah,” tambahnya.

Naiknya trend penggunaan layanan paylater ini juga didorong oleh sikap konsumtif masyarakat Jawa Barat. Sifat konsumtif itu di antaranya seperti penggunaan limit paylater untuk belanja barang yang tidak sesuai dengan kebutuhan dan penarikan paksa limit paylater menjadi saldo rekening atau e-wallet untuk membeli fitur game dan bermain judi online.

“Banyak yang mengakses ke situ, tapi sayangnya tadi tidak digunakan untuk usaha yang produktif, rata-rata untuk konsumtif. Kalau dari paylater, contoh e-commerce shopee gak bisa. Nah itu dia masuknya ke pinjol,” jelas Badar.

Baca Juga: Pengguna Paylater Terbanyak di Indonesia Ternyata Ada di provinsi Ini

“Tapi dari pinjol dia tarikin ke shopee buat belanja misalnya atau ke judol. Makanya nggak kebayar gitu utang-utang paylater ini, terus aja naik gitu, yang disebut kenapa tiap bulan meningkat,” tambahnya.

Hal itu menjadi indikasi perkiraan naiknya trend penggunaan paylater di Jawa Barat. Meskipun data per Januari hingga Maret 2025 belum tersedia, namun beberapa hal bisa menjadi faktor kenaikan trend penggunaan paylater d Jawa Barat.

Banyaknya momentum di rentang Januari hingga Maret yang mengharuskan masyarakat untuk melakukan pengeluaran bisa jadi pendorong naiknya trend ini.

Momentum tersebut di antaranya seperti liburan Imlek pada Januari 2025, persiapan Ramadan pada Februari 2025 dan momentum Hari Raya Idul Fitri yang jatuh pada akhir bulan Maret 2025.

Berbagai momentum tersebut khususnya idul Fitri memaksa masyarakat untuk melakukan banyak pengeluaran. Sementara Jawa Barat sendiri sedang mengalami deflasi atau penurunan daya beli masyarakat pada bulan Maret.

Apalagi, kata Badar, pengguna layanan paylater di Jawa Barat didominasi oleh kalangan muda yang melek digital. Pengguna layanan paylater di Jawa Barat sebagian besar adalah Gen Milenial.

Tercatat Gen Milenial yang menggunakan layanan paylater di Jawa Barat mencapai 43,9 persen dengan rentang usia 24 sampai 39 tahun dan 26,5 persen berasal dari Gen Z dengan rentang usia 18 sampai 25 tahun.

“Itu rata-rata yang terakhir itu 43,9% Gen Milenial, Gen Z-nya 26,5 (rentang usia) 18 sampai 25 tahun. Jadi masih anak muda sekarang kebanyakan,” sebutnya.

Sebelumnya Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi sendiri sudah menyebutkan bahwa kebiasaan masyarakat Jawa Barat dalam menggunakan P2P Lending atau Finance Technology (Fintech) atau lebih dikenal dengan pinjol dan paylater secara online menjadi salah satu masalah ekonomi dan faktor kemiskinan di Jawa Barat.

“Problem orang Jawa Barat itu adalah hari ini masyarakatnya itu menjadi pelanggan pinjol, pelanggan bank emok, dan pelanggan bank keliling, serta pelanggan rentenir lainnya yang bunganya ada yang mencapai 20%. Nah ini kan sebuah problem ekonomi,” ungkapnya.

Hal itu juga didorong oleh tingkat konsumerisme atau gaya hidup yang mengagungkan kepemilikan harta masyarakat Jawa Barat yang cukup tinggi.

“Nah ini kan terjadi di Jawa Barat karena itu juga difaktori oleh tingkat konsumerisme orang Jawa Barat agak tinggi Kredit motor, kulkas, nambah istri itu kan problem. Ini yang menjadi problem,” jelas Dedi.

Reporter : Niko

RELATED ARTICLES

Leave a reply

Please enter your comment!
Please enter your name here

Bank Jatim Nataru
- Advertisment -

Terbaru