Wednesday, December 24, 2025
HomeDAERAHJABARSoal Akses Pengelolaan Tambang di Kampus, Rektor ULBI Bandung: Saya Tidak Setuju!

Soal Akses Pengelolaan Tambang di Kampus, Rektor ULBI Bandung: Saya Tidak Setuju!

Akses Pengelolaan Tambang di Kampus

Bandung, Nawacita – Rektor Universitas Logistik dan Bisnis Internasional (ULBI) Bandung, Prof. Ir. I Nyoman Pujawan tidak setuju apabila kampus diberikan akses prioritas untuk mengelola tambang.

Pernyataan tersebut ditujukan untuk menolak UU No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan, Mineral dan Batubara yang menyatakan bahwa wilayah izin usaha pertambangan untuk perguruan tinggi bisa diberikan dengan cara prioritas.

- Advertisement -

“Ya karena kampus kita banyak, artinya dapat dengan yang tidak dapat bisa (terjadi ketimpangan) juga kan. Kalau semua kampus bisa dapat hasilnya, ya saya kira bagus, kedua harus dikelola secara profesional,” tegas Prof Pujawan kepada Nawacita.co, Rabu (5/2/2025).

Terlebih, menurutnya tata cara pengelolaan kampus dengan tata cara pengelolaan bisnis khususnya tambang, sangat berbeda jauh.

“Secara pribadi saya rasa belum bisa (tidak setuju), karena mengelola kampus dengan mengelola usaha itu berbeda,” jelasnya.

Menurut dia, hal tersebut hanya dapat dilakukan jika kampus membuat badan usaha secara mandiri dan didukung oleh pihak-pihak profesional.

“Tentunya itu hanya bisa dilakukan jika kampus itu membuat badan usaha dan juga di support oleh orang-orang yang berpengalaman,” papar Prof Pujawan.

Ia pun mempertanyakan soal regulasi kampus yang berhak mengelola tambang tersebut.

“Problemnya juga kan kampus sangat banyak, jadi maksudnya dari (sekitar) 4000 kampus di seluruh Indonesia itu yang mau diberikan yang mana,” tandasnya.

Prof Pujawan menilai, pemerintah seharusnya lebih memprioritaskan pembuatan satu lembaga pengelola tambang untuk mendukung pendidikan.

Hasil dari pengelolaan tersebut kemudian bisa dipakai untuk anggaran pendidikan sehingga masyarakat tidak terbebani dengan biaya pendidikan yang ada.

“Sebetulnya lebih baik pemerintah itu membuat satu lembaga untuk mensupport semua pendidikan melalui tambang. Misalnya kita bikin satu lembaga dan nanti hasilnya itu bisa dipakai untuk mengurangi biaya pendidikan sehingga SPP bisa lebih murah, bukan hanya di satu dua kampus tapi di seluruh kampus,” pungkasnya.

Reporter : Niko

RELATED ARTICLES

Leave a reply

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -

Terbaru