Romo Didik Resmi Ditahbiskan Jadi Uskup Keuskupan Surabaya
Surabaya, Nawacita – Mgr. Agustinus Tri Budi Utomo atau Romo Didik resmi dipilih sebagai Uskup Keuskupan Surabaya setelah ditahbiskan, Rabu (22/1/2025).
Tahbisan Uskup yang digelar di Widya Mandala Hall Surabaya, itu berlangsung penuh khidmat, yang dihadiri 2.500 tamu undangan.
Pada pelaksanaan Tahbisan, bertindak sebagai Uskup Penahbis adalah Duta Besar Vatikan
(Nuntio) Mgr. Piero Pioppo dan Uskup pendamping Mgr. Pius Riana Prapdi (Uskup Keuskupan Ketapang), Mgr. Prof. Dr. Henricus Pidyarto Gunawan, O. Carm (Uskup Keuskupan Malang).
Pada Misa Tahbisan ini, imam-imam pendamping Mgr. Agustinus Tri Budi Utomo adalah RD. Antonius Padua Dwi Joko dan RD. Alexius Kurdo Irianto.
Misa pentahbisan dihadiri oleh Uskup dari seluruh Keuskupan di Indonesia. Dari total 37 keuskupan yang ada di Indonesia, hanya Uskup Sibolga, Mgr. Fransiskus Tuaman Sasfo yang berhalangan hadir. Uskup Emeritus, Mgr. Nicholas Adi dan Mgr. Sudarso juga turut hadir pada misa tersebut.
Jubir Panitia Tahbisan Uskup Surabaya, Romo Agustinus Ferdian Dwi Prastiyo menjelaskan bahwa pelaksanaan Misa Tahbisan Uskup Mgr. Agustinus Tri Budi Utomo merupakan perayaan liturgi agung di mana rahmat Sakramen Tahbisan Kudus dicurahkan dan meneguhkan Romo Didik sebagai gembala utama bagi Keuskupan Surabaya.
“Misa Tahbisan Uskup ini adalah agenda utama dalam rangkaian Tahbisan Uskup di mana Bapa Uskup menerima rahmat roh kudus melalui penumpangan tangan para Uskup lainnya untuk menjadi Bapa Uskup,” kata Romo Ferdi.
“Hal ini penting karena Romo Didik menjadi Bapa Uskup. Momen yang mengubah pribadi seorang Romo menjadi Uskup sebagai gembala-gembala,” tambahnya.
Romo Ferdi serta seluruh panitia Tahbisan Uskup pun berharap agar Uskup Didik mampu membawa nilai-nilai sosial yang selama ini dikenal para umat mengenai sosok Bapa Uskup Didik sebelum menjadi Uskup di Keuskupan Surabaya.
“Panitia Tahbisan pun berharap Bapa Uskup yang pertama secara fisik sehat selalu dan dijaga kesehatannya, yang kedua adalah bisa membimbing umat untuk menghidupi nilai-nilai yang sudah dijalani oleh Bapa Uskup. Kesederhanaan, kemudian kepekaan terhadap nilai sosial serta cinta kepada siapa saja dan Bapa Uskup mampu membawa nilai-nilai itu menjadi lebih luas untuk umat Katolik di Keuskupan Surabaya ini,” jelasnya.
Pada Misa Tahbisan Uskup terdapat 16 ritus utama di antaranya memohon kehadiran Roh Kudus, menghantar calon Uskup, tanggapan Uskup Penahbis, pembacaan Bulla atau mandat dari Tahta Suci, Homili, janji Uskup, Litani para Kudus, penumpangan Tangan, doa Tahbisan Uskup, pengurapan dan penyerahan Evangeliarum kepada Uskup baru tertahbis.
Diligere Sicut Christus Dilexit, yang artinya mencintai seperti Kristus mencintai menjadi motto Mgr. Agustinus Tri Budi Utomo. Kasih Kristus menjadi tujuan, model dan semangat dalam saling mengasihi. Maka mengasihi seperti Tuhan Yesus mengasihi berarti tulus berkorban bagi yang dikasihi. (Gio).


