ISTTS dan Diskominfo Jatim Kembangkan Klinik Hoax untuk Tingkatkan Literasi Digital
Surabaya, Nawacita – Program yang tengah berjalan dari Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo Jatim) yaitu Klinik Hoax, website yang disediakan oleh Diskominfo Jatim kepada masyarakat untuk menyaring suatu artikel atau berita dari unsur kebenaran dan fakta.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi, (Kadis Diskominfo), Sherlita Ratna Dewi Agustin pada paparanya mengenai Klinik Hoax ini sebagai membantu masyarakat dalam mengecek fakta informasi yang dirasa tidak benar adanya. Atau, bisa juga untuk mengecek validasi berita atau informasi yang beredar di media sosial diragukan kebenarannya dapat dilaporkan ke website Klinik Hoax.
Sherlita menceritakan awal mula adanya Klinik Hoax ini ketika masa pandemi Covid-19 terjadi, karena ditemukan kasus banyaknya penyebaran informasi yang tidak benar. Pada saat ini Klinik Hoax masih berbentuk email, berkembang ke laporan melalui Whatsapp.
“Dan pada tahun 2024 ini kita mengembangkan Klinik Hoax ini menjadi website bersama ISTTS. Dari Website di dalamnya ada fiture pendaftaran link informasi yang diragukan kebenarannya, tinggal daftar klarifikasi informasi, nanti kita akan proses 1 kali 24 jam,” ucap Sherlita (17/11/2024).
Selain itu, Sherlita memaparkan fiture didalam website Klinik Hoax dapat melihat jumlah data pelaporan artikel atau berita terpisah menjadi 4 kategori. “Empat kategori tersebut terdiri dari informasi terverifikasi Hoax, Disinformasi, Fakta, dan Hate Speech,” jelasnya ketiak ditemui setelah menghadiri seminar dan workshop dalam rangka IEEE Industrial Society Day 2024.
Kanal Klinik Hoax tersebut DisKominfo Jatim telah berkerja sama dengan salah satu Universitas yaitu Institut Sains dan Teknologi Terpadu Surabaya (ISTTS) Campus AI. Associate Professor ISTTS, Ester Irawan saat ditemu oleh rekan media, menjelaskan tentang kerjasama Kampus ISTRI dengan Diskominfo Pemprov Jatim.
“Ini merupakan proyek dan program besar bagi kampus dan pemerintah, saya mewakili kampus ISTTS sangat senang bisa bekerja sama di salah satu program Pemprov Jatim,” ucap perempuan yang sering disapa Esther.
Esther juga memaparkan website Klinik Hoax tersebut dirancang semudah mungkin dan seminimalis, untuk masyarakat mudah mengakses sekaligus melaporkan. “Terlebih pentingnya adalah pemerintah sudah peka tehadap perkembangan teknologi agar selalu bisa memonitoring informasi yang beredar di masyarakar,” sanggahnya.
Esther yang merupakan praktisi akademisi dibidangnya, menambahkan bahwa dari pemerintah sudah mengantisipasi penyebaran Hoax dan masyarakat awam khususnya bisa tereduksi dari empat (4) kategori artikel yang sudah tersedia didalam fiture website Klinik Hoax. (Al)


