Wednesday, December 24, 2025
HomeDAERAHProgram Nyeni di Sakola Kenalkan Jaipong Sampai Permainan Engrang

Program Nyeni di Sakola Kenalkan Jaipong Sampai Permainan Engrang

Antisipasi Krisis Kebudayaan di Kota Bandung, Pemerintah Gencarkan Pengenalan Budaya Kepada Anak-Anak

Bandung, Nawacita – Program ‘Nyeni di Sakola‘ bakal menjadi agenda tahunan Pemerintah Kota Bandung melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Acara ini gencar melakukan pengenalan budaya kepada anak-anak sejak dini sebagai bentuk pengenalan dan pelestarian budaya Sunda.

Kepala Bidang Kesenian dan Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung Ratna Rahayu mengatakan  anak-anak muda sekarang sudah jarang mengggunakan bahasa Sunda sebagai bahasa sehari-hari. Adapun bahasa Sunda yang digunakan merupakan bahasa kasar yang kurang enak untuk didengar. “Sekarang dari segi bahasa misalkan kalo kita ke Jawa, dalam transaksi jual beli yang digunakan bahasa apa? Bahasa Jawa, kalo kita disini terkadang pake bahasa apa? Malah terbawa bawa pake bahasa padang karena rata-rata pedagang di sini orang padang,” ungkap Ratna kepada nawacita.co di Bandung, Rabu (13/11/2024).

Menurutnya, bahasa Sunda sudah luntur sudah tidak digunakan dalam bahasa sehari-hari. “Ada bahasa Sunda sehari-hari tapi bahasanya kancing coplok (kasar) makanya anak anak harus dipaksa bisa bahasa Sunda,” ungkap Ratna.

- Advertisement -

Perlu diketahui bahwasannya bahasa merupakan pintu pertama dari sebuah budaya. Bahkan dalam urutan 7 (tujuh) unsur kebudayaan, bahasa berada pada poin pertama . Menurut Ratna, hari ini anak-anak muda di Kota Bandung cenderung tidak mengetahui budaya asli daerahnya sendiri. Hal tersebut menjadi sebuah ironi dan keprihatinan bersama. “Anak-anak sekarang tau gak sih permainan egrang? Tau gak sih permainan anak tradisional? Tau gak anak sekarang pasimprong? Tau gak anak sekarang gamelan Sunda atau degung? Kan ketika ditanya mereka tidak tahu, kan prihatin,” cerita Ratna.

Baca Juga : Pospay Run 2024, Pj Gubernur Jabar Ajak Warga Hidup Sehat

Maka dari itu, pemerintah Kota Bandung melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata menggalakan program “Nyeni di Sakola” sebagai bentuk pengenalan budaya dan pendidikan akrakter kepada anak sejak dini. Program ‘Nyeni di Sakola” merupakan program pengenalan dan pementasan berbagai budaya Sunda kepada anak-anak seperti pencak silat, tari jaipong, angklung, kaulinan barudak (permainan anak tradisional) dan berbagai macam budaya lainnya.

Program yang dilakukan secara roadshow ke 8 (delapan) sekolah di Kota Bandung pada akhir 2024 ini menjadi upaya untuk melestarikan budaya dan mengantisipasi krisis budaya yang kemungkinan terjadi. “Jadi bagaimana caranya budaya sunda tidak hanya menjadi cerita saja nanti, 20 tahun ke depan? Kalau kita tidak berikhtiar, budaya sunda 20 atau 30 tahun ke depan hanya menjadi cerita saja, kalau nanti punah yang rugi kita-kita juga.” tutur Ratna.

Menurut Ratna, program “Nyeni di Sakola” akan menjadi program yang bagus dan bermanfaat kedepannya. “Insyaallah program ini kedepannya ada manfaatnya, karena kebudayaan itu bukan pembangunan infrastruktur tapi pembangunan manusia, kalau infrastuktur bisa langsung terasa manfaatnya tapi pembangunan manusia manfaatnya akan terasa 20 sampai 30 tahun ke depan,” tuturnya.

Ketika ditanyakan terkait mengapa menargetkan anak-anak sekolah, Ratna menjelaskan bahwa pendidikan dan kebudyaan memiliki keterikatan yang saling membutuhkan seperti pembangunan karakter anak. “Jadi kalau di pendidikan, kebudayaan itu adalah membangun karakter anak. Jadi bagaimana caranya supaya pendidikan juga menjadi salah satu unsur yang bisa dimasuki potensi budaya, bukan hanya indeks pembangunan karakternya tapi mengenalkan juga varian budayanya.” pungkasnya. (niko)

RELATED ARTICLES

Leave a reply

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -

Terbaru