DPKP Kota Surabaya Himbau Masyarakat Antisipasi Konsleting Listrik dan Kebakaran Lahan Kosong
Surabaya, Nawacita | Sepanjang tahun 2024 hingga saat ini Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Surabaya telah menangani 321 kasus kebakaran di Kota Pahlawan.
Kepala DPKP Kota Surabaya, Laksita Rini Sevriani mengatakan saat ini Indonesia sedang memasuki puncak musim kemarau yang berlangsung pada September-Oktober 2024, kasus kebakaran sering terjadi di lahan terbuka, maupun akibat adanya korsleting listrik.
“Di area alang-alang banyak terjadi seperti itu, mungkin karena musim kemarau dan panas yang luar biasa, suhunya tinggi, anginnya kencang, dan ditambah masyarakat membakar sampah akhirnya tersambarlah semuanya,” ujar Laksita Rini.
Ia pun berpesan kepada pejabat pemerintah baik di tingkat Kelurahan, Kecamatan maupun juga kepada masyarakat umum agar mewaspadai resiko lahan kosong di daerahnya yang berpotensi terjadinya kebakaran, sehingga warga dihimbau agar tidak asal membakar sampah.
“Khususnya saat musim kemarau saat ini, karena memang faktor terjadinya kebakaran bisa saja dari kelalaian manusia atau suhu alam,” terangnya.
Baca Juga: Pemkot Surabaya Beri Pendampingan Keluarga Berisiko Stunting Melalui Aplikasi Sayang Warga
Selain itu kasus yang diakibatkan karena hubungan arus pendek listrik juga sering terjadi, sehingga masyarakat diharapkan agar selalu mematikan peralatan elektronik apabila tidak dipergunakan. Serta tidak melakukan beban berlebihan pada steker listrik yang berpotensi mengakibatkan konsleting listrik.
“Objek rumah terbakar karena konsleting listrik karena bisa menyambar dan mengakibatkan kebakaran. Maka kabel harus di cek, harus dilakukan pemeliharaan agar tidak memicu konsleting listrik,” bebernya.
Oleh karena itu, DPKP Surabaya rutin menggelar sosialisasi dan simulasi terkait upaya pencegahan dan penanganan kebakaran yang bekerjasama dengan kelurahan dan kecamatan melalui RT/RW. Yakni, bagaimana cara menangani kejadian kebakaran pada 3 menit pertama.
“3 menit pertama itu menentukan, apakah api berpotensi membesar atau tidak. Warga sudah kita latih, jika terkait dengan kompor, mereka memadamkan dengan karung goni atau handuk basah, atau yang memiliki Apar bisa langsung memadamkan,” jelasnya.
Baca Juga: BPBD Kota Surabaya Gelar Simulasi Tanggap Bencana di Mal Pelayanan Publik Siola
Peran aktif masyarakat dalam mengikuti pelatihan antisipasi kebakaran dan respon aktif masyarakat dalam menghubungi Command Center (CC) 112 berdampak positif dalam pencegahan terjadinya kebakaran yang lebih besar.
“Hasilnya dari beberapa kasus kebakaran yang terjadi, warga setempat berhasil memadamkan api. DPKP Surabaya yang meninjau lokasi pun tinggal melakukan pembasahan,” terangnya.
Tidak hanya kebakaran, selama periode Januari-16 Oktober 2024, DPKP Surabaya telah menangani 1249 kejadian evakuasi. Berdasarkan laporan, 1249 terdiri atas 707 evakuasi hewan, 254 evakuasi orang, 70 evakuasi kendaraan, 3 evakuasi bangunan, 143 evakuasi objek alam, dan 72 evakuasi objek lain jenis.
“Evakuasi atau penyelamatan masih didominasi pada hewan, seperti ular dan lebah. Ada pula cincin yang tersangkut dan tidak bisa lepas pada jari, lalu kendaraan yang terperosok. Sehingga warga sering menghubungi 112 untuk meminta bantuan,” pungkasnya. (Gio)


