Tuesday, December 23, 2025
HomeSTARTUPPendidikanNyigit Wudi Amini Raih Gelar Doktor dengan Disertasi Mengenai Resilience Pelaku Pernikahan...

Nyigit Wudi Amini Raih Gelar Doktor dengan Disertasi Mengenai Resilience Pelaku Pernikahan Anak

Nyigit Wudi Amini Raih Gelar Doktor dengan Disertasi Mengenai Resilience Pelaku Pernikahan Anak

Surabaya, Nawacita  31 Juli 2024 – Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga menjadi saksi penting dalam perjalanan akademis Nyigit Wudi Amini, S.Sos, M.Sc, yang berhasil meraih gelar doktor dalam Program Studi Pengembangan SDM. Acara ujian terbuka tersebut berlangsung di Lantai II Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga pada hari Senin, 29 Juli 2024.

Nyigit, yang menjabat sebagai Sekretaris BKKBN Provinsi Jawa Timur sekaligus PLT. Kepala BKKBN Kalimantan Selatan, mempresentasikan disertasinya berjudul “Adaptasi Pengembangan Diri sebagai Upaya Mencapai Resilience: Studi Kasus Pelaku Perkawinan Anak di Kabupaten Malang.” Dalam sidang yang dipimpin oleh tim penguji, Nyigit berhasil meraih predikat sangat memuaskan berkat penelitiannya yang mendalam.

Disertasi Nyigit mengungkapkan sepuluh proses penting dalam pengembangan diri pelaku perkawinan anak yang bertujuan untuk mencapai ketahanan atau resilience. Proses tersebut meliputi pola pikir berkembang, perencanaan kehidupan pasca pernikahan, pengembangan visi hidup, penetapan kriteria keberhasilan, penilaian diri, refleksi diri, tantangan diri keluar dari zona nyaman, mentoring, keteguhan, dan pengembangan minat.

- Advertisement -

Menurut Nyigit, dukungan sosial dari suami, keluarga, orang tua, mertua, dan orang dekat baik dalam bentuk material maupun spiritual sangat berperan dalam proses pengembangan diri.

Baca Juga : Kepala BKKBN RI Kukuhkan Elen Setiadi dan Melza jadi Duta Bapak dan Bunda Asuh Anak Stunting

“Di antara komponen-komponen tersebut, tiga hal yang paling dominan adalah memiliki pola pikir berkembang (growth mindset), perencanaan (planning), dan tantangan diri (self challenge). Selain itu, dukungan sosial juga sangat penting dalam mencapai resilience,” ujar Nyigit.

Satu komponen yang menarik perhatian adalah mentoring. Meskipun tidak dominan, Nyigit mencatat bahwa pelatihan-pelatihan dari kelompok masyarakat dan stakeholder, seperti pelatihan merias atau beternak, memiliki peranan penting dalam pengembangan diri pelaku perkawinan anak.

Nyigit Wudi Amini Raih Gelar Doktor dengan Disertasi Mengenai Resilience Pelaku Pernikahan Anak

Nyigit juga mengemukakan beberapa rekomendasi terkait penanganan pernikahan anak, seperti memperketat dispensasi nikah, serta meningkatkan pembinaan calon pengantin (catin). “Perlu ada edukasi khusus untuk catin agar mereka mendapatkan pembekalan yang memadai untuk pengembangan diri mereka,” tambahnya.

Disertasi ini, menurut Nyigit, merupakan pembuktian ilmiah bahwa proses pengembangan diri pelaku pernikahan dini tidaklah mudah. “Ini adalah pengingat penting untuk tidak menikah di usia anak. Pemerintah harus hadir untuk mendukung mereka yang terlanjur menikah dini,” tegas Nyigit.

Baca Juga : Pijar Jatim dan BKKBN Jatim Gelar Dialog Akademisi Bahas Pernikahan Anak dan Stunting

Kepala BKKBN Jawa Timur, Dra. Maria Ernawati, MM, yang turut hadir dalam acara tersebut, mengungkapkan apresiasinya. “Hasil disertasi ini akan menjadi referensi penting dalam program kami, khususnya untuk kelompok marjinal seperti remaja yang menikah dini. Ini akan membantu kami dalam upaya mewujudkan keluarga berkualitas di Jawa Timur dan Indonesia,” pungkasnya.

Nyigit Wudi Amini kini resmi menyandang gelar doktor, membawa harapan baru dalam upaya meningkatkan kesejahteraan dan ketahanan pelaku pernikahan dini di Indonesia.

RELATED ARTICLES

Leave a reply

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -

Terbaru