Surabaya, Nawacita – Tepat 28 tahun sudah insiden 27 Juli 1996 terjadi, kejadian yang dikenal dengan Kuda Tuli ini terjadi lantaran perebutan Kantor DPP Partai Demokrasi Indonesia (PDI) di Jalan Diponegoro Nomor 58, Menteng, Jakarta Pusat. Perebutan kantor antara Massa kubu Megawati Soekarnoputri dan massa Soerjadi mengakibatkan tewasnya 5 orang, 149 orang luka-luka serta 23 orang dinyatakan hilang.
Peristiwa itu terjadi saat Partai Demokrasi Indonesia (PDI) sedang mengalami dualisme, Ketika Megawati terpilih sebagai Ketua Umum (Ketum) berdasarkan Kongres Luar Biasa (KLB) di Surabaya, serta munculnya Soerjadi sebagai Ketum Umum versi KLB Medan bentukan Orde Baru.
Dalam memperingati Kuda Tuli, ratusan kader PDI Perjuangan Kota Surabaya, melaksanakan ziarah dan tabur bunga di makan para tokoh PDI Perjuangan yang sudah tiada.
Ziarah dan tabur bunga dilakukan DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya di tiga lokasi, yaitu TPU Keputih, pemakaman Rangkah dan pemakaman Kembang Kuning.
Pada kesempatan tersebut hadir Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Timur sekaligus Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi. Ia pun mengajak para kader terus berjuang serta meneladani perjuangan para tokoh PDI Perjuangan yang telah tiada, serta para kader selalu berjuang bersama masyarakat.
“Perjuangan itu tidak pernah berhenti dari Pak Sutjipto, Wishnu Sakti Buana, sekarang diteruskan lagi oleh mas Adi Sutarwijono, maka ayo kita jadikan peristiwa Kuda Tuli 27 Juli ini sebagai momentum kebangkitan kita untuk memberikan yang terbaik bagi Kota Surabaya.” ujar Eri.
Eri juga mendorong agar dengan peringatan Kuda Tuli para kader terus memperjuangkan ideologi partai, dan terus berjuang demi warga Surabaya.
“Kita buktikan bahwa Surabaya tetap menjadi kendang banteng, Surabaya tetap jadi kandang PDI Perjuangan, bahwa Surabaya terus memperjuangkan ideologi-ideologi yang sudah kita perjuangkan. Saya yakin dengan mengenang Kuda Tuli 27 Juli ini akan menyatukan dan membarakan semangat kita.” pungkas Eri. (Gio)


