424 Remaja di Tulungagung Terpapar HIV, Edukasi dan Dukungan jadi Kunci Pencegahan
Tulungagung, Nawacita | Belakangan ini terjadi peningkatan jumlah penularan HIV di kalangan remaja tepatnya di Tulungagung. Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Tulungagung belum lama ini mengungkapkan bahwa 424 remaja di Kabupaten Tulungagung terinfeksi HIV, dari total akumulasi 3.829 pengidap HIV di bulan Mei 2024. Peningkatan didominasi oleh usia produktif, 15-24 tahun.
Tren kenaikan jumlah kasus HIV pada remaja menjadi problem serius. Hal ini karena kelompok usia remaja memiliki masa depan yang panjang, dan akan mengisi dan menentukan masa depan orang-orang sebelumnya. Karena itu masa remaja merupakan masa yang menentukan untuk masa depan mereka, keluarga dan masa depan bangsa.
Firman Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) UM Surabaya menjelaskan, HIV merupakan salah satu jenis virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Virus HIV menyerang dan melemahkan fungsi imunitas tubuh, sehingga orang yang terinfeksi virus tersebut tidak memiliki pertahanan yang cukup melawan serangan penyakit. Karena itulah pada akhirnya akan muncul gejala AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome), atau kumpulan gejala penyakit yang banyak menimbulkan kematian.

Ia mengungkapkan, HIV ditularkan melalui kontak cairan tubuh, seperti cairan vagina maupun sperma saat melakukan hubungan suami istri, melalui darah, menggunakan jarum suntik bergantian, juga bisa ditularkan dari ibu positif HIV ke anak saat hamil hingga menyusui.
Mengingat maraknya kasus HIV pada kelompok remaja, sehingga perlu mendapat perhatian serius baik dari pemerintah setempat maupun orang tua. Penularan HIV bisa dikontrol dan dikendalikan.
“Oleh karena itu peran orang tua menjadi sangat penting karena paling dekat dengan anak-anak untuk menjaga mereka agar terhindar dari penularan HIV,” ujar Firman dalam keterangannya, seperti dikutip Basra, Senin (1/7/2024).
Firman lantas menyampaikan beberapa pesan kepada para orang tua.
Pertama, memberikan pendidikan secara dini tentang kesehatan reproduksi bagi remaja. Hal ini sangat penting agar anak tahu mana yang tepat dilakukan untuk menjaga kesehatan, dan mana yang harus dihindari bisa menimbulkan masalah kesehatan, penyakit pada sistem reproduksi.
“Sebuah penelitian menjelaskan bahwa tingkat pengetahuan remaja mengenai cara penularan dan pencegahan HIV masih rendah, mencapai 65%. Hal ini disebabkan karena kurang terpaparnya informasi mengenai pendidikan kesehatan terutama mengenai risiko penularan HIV,” terangnya.
Baca Juga: Kemenkes Temukan 5.100 Ibu Rumah Tangga Kena HIV
Kedua, orang tua harus cerdas memantau pergaulan anak. Terkadang anak di rumah seperti baik-baik saja, namun seringkali orang tua tidak mengetahui dengan siapa anak bergaul dan apa aktivitas mereka.
“Pemantauan ini sangat penting dilakukan orang tua, agar upaya pencegahan ke arah perilaku berisiko dapat dicegah dengan baik,” tegasnya.
Ketiga, jadilah orang tua sekaligus sahabat buat anak. Remaja sama seperti orang dewasa, mereka juga kadang mempunyai masalah dengan kehidupannya, karena itu mereka butuh sosok yang bisa dipercaya untuk mendengar, memberi perhatian dan memberi nasihat buat mereka.
“Bagian ini seringkali orang tua lupa, menganggap mereka anak kecil yang seolah tidak punya masalah dalam kehidupan mereka, akibatnya tanpa orang tua tahu, mereka mencari pengganti peran orang tua yang selalu bisa mendengar, memberi perhatian buat mereka. Di sinilah kekhawatiran akan muncul ketika mereka bergaul dengan orang dan lingkungan yang salah,” tandasnya. kmprn


