Friday, December 26, 2025
HomeTOKOHOPINIGibran dan Masa Depan Anak Muda Indonesia - Oleh Nuril Anwar

Gibran dan Masa Depan Anak Muda Indonesia – Oleh Nuril Anwar

Nawacita – Bicara Indonesia di masa depan, khususnya dalam mewujudkan Indonesia emas tahun 2045 ditentukan oleh anak muda hari ini. Artinya kesuksesan Indonesia di masa depan itu dapat diukur berdasarkan kesuksesan anak muda saat ini. Dalam tulisan ini yang dimaksud anak muda ialah Generasi Y, atau lebih dikenal sebagai Generasi Milenial, yang lahir antara tahun 1977 dan 1998.

Generasi Y berusia 24-45 tahun pada tahun 2022. Generasi Y menjalani masa dari sebelum perkembangan IPTEK hingga memasuki awal perkembangan teknologi dan sampai kepada kepesatan teknologi seperti saat ini. Generasi ini banyak menggunakan teknologi komunikasi instan seperti email, instant messaging, dan media sosial lainnya seperti Facebook Twitter, dan Instagram. Berbagai perubahan dan perkembangan yang dialami,menjadikan generasi milenial memiliki karakteristik percaya diri, berani, optimis, ekspresif, bebas dan menyukai tantangan. Mereka juga menggunakan kreativitas untuk menciptakan sesuatu yang baru. Generasi ini menyukai lingkungan yang santai dan dapat melakukan beberapa hal dalam waktu bersamaan (multitasking). Ini termasuk mempertahankan gaya dan cepat beradaptasi dengan teknologi. (Khansa & Dewi, 2022, pp. 1024-1031).

Adapun kemampuan kaum milenial dalam menjalankan fungsi sosial yang baik, dapat berimplikasi pada kemajuan suatu bangsa. Dengan demikian, suatu bangsa sangat berkaitan dan bergantung pada peranan anak mudanya, yang menjadikannya sebagai komponen urgenpada proses pembangunan bangsa Indonesia maupun penerus bangsa. Dalam sejarah pergerakan dan perjuangan bangsa Indonesia, anak muda selalu memiliki peran yang sangat strategis di setiap peristiwa penting. Misalnya ketika memperjuangkan kemerdekaan dari para penjajah, mereka berbuat yang terbaik dan rela berkorban untuk bangsa dan negara, serta tetap mempertahankan identitas nasional di atas identitas diri. Pemuda menjadi tulang punggung bagi setiap pergerakan perubahan ketika masa tersebut tidak sesuai dengan kehendak rakyat. Anak muda akan selalu menjadi people make history (orang yang membuat sejarah) di setiap zamannya.

- Advertisement -

Lebih lanjut, Generasi Emas tahun 2045 merupakan sebuah gagasan sebagai langkahmempersiapkan generasi muda Indonesia saat ini yang berkualitas, berkompeten, dan berdaya saing tinggi. Penyebaran gagasan ini dilakukan untuk menginspirasi generasi muda agar lebih bersemangat dalam belajar dan berkarya di segala bidang, termasuk dalam bidang pengambil kebijakan strategis dalam lingkup nasional, dalam hal ini ialah bidang politik.

Pada lingkup nasional, seorang pemimpin yang membuat kebijakan harus mampu mengikuti perkembangan zaman untuk kepentingan bangsa itu sendiri. Namun seiring dengan perkembangan zaman, untuk mencari kepemimpinan yang sesuai dengan generasi muda saat ini tidaklah mudah, karena seorang pemimpin harus menyesuaikan dengan orang yang dipimpinnya. Dalam hal ini proses-proses dalam pemilihan pemimpin sangatlah harus diperhatikan sehingga mampu mengarahkan dan memberikan gebrakan-gebrakan baru dalam memanfaatkan generasi muda yang sedang bertumbuh pesat, sesuai dengan potensi-potensi yang mereka miliki dan mampu mengembangkan potensi tersebut. (Simatupang, 2020, pp. 945-955).

Bila jumlah penduduk usia muda yang sangat besar disiapkan dan dikawal dengan baik, maka dapat melahirkan pemimpin milenial Indonesia yang mandiri dan mempunyai kualitas tinggi. Generasi pemimipin milenial yang berkualitas, harus diberikan kesempatan untuk mengambil peran penting sebagai ‘policy maker’ (pembuat kebijakan). Generasi pemimpin milenial yang berkualitas adalah generasi yang memiliki kreatifitas yang tinggi.

Sebaliknya, jika usia muda tidak dapat digunakan dengan maksimal, maka dapat menimbulkan bencana dan petaka. Banyaknya sumber daya manusia produktif tetapi tidak berkualitas akan mengakibatkan timbulnya banyak masalah, mulai dari pengangguran, kemiskinan hingga terjadinya tingkat kriminalitas yang tinggi. (Yuliantari & Widayati, 2020, pp. 56-66).

Selanjutnya, di era modern yang penuh gejolak, transformasi politik menjadi aspek penting dalam pembangunan suatu negara. Transformasi tersebut menyebabkan peningkatan jumlah pemimpin muda yang muncul sebagai figur potensial untuk mengambil peran kepemimpinan utama, termasuk dalam kapasitas sebagai calon wakil presiden. Dengan dinamika politik yang berkembang pesat, para pemimpin muda diakui dapat menjadi agen perubahan yang mampu memberikan perspektif baru, inovasi dan tanggap terhadap tuntutan zaman, serta membawa harapan untuk menciptakan pemerintahan yang lebih dinamis dan relevan dengan kebutuhan masyarakat yang notabene “dibanjiri” oleh kaum muda. (Anggara, 2015, pp. 22-24).

Secara umum, calon pemimpin harus merupakan individu yang dewasa dan matang dengan pengalaman dan kompetensi yang memadai. Namun dalam konteks perkembangan saat ini, muncul fenomena politik baru di mana masyarakat semakin menginginkan pemimpin yang berasal dari generasi muda. Keinginan ini didasarkan pada keyakinan bahwa para pemimpin muda dapat lebih efektif mewakili dan mengartikulasikan kepentingan dan aspirasi generasi saat ini. Perubahan ini mencerminkan dinamika preferensi kepemimpinan yang semakin menuntut inklusivitas dan relevan dengan perkembangan sosial dan politik hari ini.

Reformulasi pemimpin muda sebagai calon pemimpin negara menarik perhatian serius, mencerminkan perubahan paradigma dalam pilihan kepemimpinan dan partisipasi politik di berbagai negara, termasuk Indonesia. Fenomena ini menandai adanya perubahan persepsi masyarakat terhadap kualifikasi dan kapabilitas pemimpin, dengan semakin meningkatnya dukungan terhadap pemimpin muda yang dinilai mampu membawa inovasi, energi, dan representasi aspirasi generasi baru yang lebih baik. Calon pemimpin muda juga mencerminkan respon terhadap tuntutan zaman, di mana kepentingan dan keterlibatan pemilih khususnya generasi muda semakin terhubung dengan pemimpin yang mampu memahami dan merespon tantangan masa kini. Dalam dinamika kehidupan demokrasi Indonesia saat ini, terdapat fenomena politik yang menandai semakin terbukanya masyarakat terhadap kemungkinan munculnya pemimpin muda. Sejumlah tokoh muda yang terlibat aktif dalam isu kepemimpinan dan kebijakan publik mendapat penilaian positif dari masyarakat, dan diakui memiliki kompetensi dan kapabilitas yang memadai meski usianya masih terbilang muda. Fenomena ini mencerminkan perubahan pandangan masyarakat terhadap kualitas kepemimpinan, di mana keterlibatan dan kontribusi individu lebih diutamakan dibandingkan faktor usia semata. Hal ini menjadi bukti pergeseran dinamika politik yang menggali potensi dan kualifikasi pemimpin dari berbagai kelompok umur dalam konteks demokrasi Indonesia. (Razak, 2023, pp. 61-75).

Ada satu adagium Arab yang populer di Indonesia tentang anak muda. Bunyinya kira-kira begini, Syubbanul yaum, rijalul ghad. Artinya, orang muda hari ini adalah tokoh masa depan. Ungkapan ini terkait pentingnya peran dan kontribusi anak muda dalam memimpin masa depan. Dengan kata lain, perkembangan dan kualitas anak muda hari ini akan berdampak besar pada arah dan kemajuan masyarakat di masa yang akan datang.

Anak muda mewakili generasi yang akan mewarisi tongkat estafet dari para pendahulu, melanjutkan perjalanan peradaban manusia, dan membawa perubahan yang akan membentuk bangsa yang lebih baik. Di tengah dinamika global yang semakin kompleks dan perubahan teknologi yang pesat, peran pemuda menjadi semakin penting dalam mengarahkan arah perkembangan bangsa.

Tak bisa dipungkiri, setiap era peradaban manusia, peran anak muda telah menjadi kunci utama dalam membentuk dan mengarahkan arah masa depan. Anak muda memiliki energi, semangat, dan ide-ide segar yang memungkinkan mereka untuk menjadi katalisator perubahan yang signifikan dalam masyarakat. Sejarah masa lampau Indonesia, ditorehkan oleh banyak kaum muda yang memiliki semangat dan tekad untuk memperjuangkan kemerdekaan dan masa depan yang lebih baik bagi bangsa. Para kaum muda ini mengisi Indonesia dengan cerita heroik dan luar biasa. Lihat Soekarno, Hatta, M Yamin, Sjahrir, Moh Hatta dan anak muda lainnya. (www.nu.or.id). Generasi anak muda merupakan harapan sebagai penerus yang akan melanjutkan estafet perjuangan kepemimpinan bangsa di masa depan.

Nuril Anwar
Nuril Anwar

Adapun kesempatan menjadi pemimpin bangsa dari kalangan muda saat ini yang sedang berjuang dalam mewakili generasi muda Indonesia untuk memajukan dan mensukseskan Indonesia di masa depan ialah Gibran Rakabuming Raka, merupakan pemuda yang sukses dalam berwirausaha dan berpolitik di Kota Solo, langkahnya mencalonkan diri sebagai calon wakil presiden RI tahun 2024-2029 merupakan representasi dari generasi milenial yang berani dan percaya diri.

Harapan kita semua semoga calon wakil presiden ini (Gibran Rakabuming Raka) dapat memenangi kontestasi nasional sebagai cawapres dan mampu menginspirasi anak muda di masa depan sebagai penerus generasi bangsa yang mampu mewujudkan kepentingan nasional, berintegritas, berperan aktif dalam mempertahankan eksistensi bangsa, serta membentuk karakter positif melalui pemahaman dan pengamalan nilai-nilai dalam Pancasila.

Catatan :

Nuril Anwar – Koordinator Relawan PILAR 08 Jakarta dan Kepala Sekolah Pemimpin Muda Andalusia

RELATED ARTICLES

Leave a reply

Please enter your comment!
Please enter your name here

Bank Jatim Nataru
- Advertisment -

Terbaru