Buntut Protes Pemotongan Gaji Tentara dan Polisi, Papua Nugini Dilanda Kerusuhan
Port Moresby, Nawacita -Kerusuhan di Port Moresby, ibu kota Papua Nugini, menewaskan 15 orang. Kerusuhan ini disebabkan oleh unjuk rasa menentang pemotongan gaji tentara dan polisi serta melibatkan penjarahan dan pembakaran. Delapan orang meninggal dalam kerusuhan di Port Moresby, Papua Nugini.
Empat orang lainnya, menurut laporan ABC, tewas di wilayah Lae yang ada di bagian utara Papua Nugini.
Para personel kepolisian, tentara, dan staf sektor publik mengadakan unjuk rasa memprotes pemotongan gaji yang tiba-tiba dan tanpa penjelasan. Unjuk rasa awalnya damai pada Rabu (10/1) pagi,
namun kemudian menjadi kerusuhan yang menyebar di seluruh wilayah Port Moresby. Banyak orang melakukan penjarahan dan membawa barang dari pertokoan setempat dalam aksi massa di Port Moresby.
Baca Juga :Â New York Kerusuhan Usai Giveaway PlayStation 5 Streamer Kai Cenat
Sebuah SUV putih polisi dibakar di luar kantor PM Papua Nugini. PM James Marape menyatakan bahwa ketegangan di ibu kota sudah mereda dan kepolisian telah ditambah untuk menjaga ketertiban.
Polisi tak bekerja kemarin di kota, beberapa orang lakukan pelanggaran hukum.Personel Polisi Papua Nugini mogok kerja setelah gaji dipotong.
Pemerintah Papua Nugini merilis pesan via media sosial yang menyangkal adanya pajak baru yang dikenakan pada para personel keamanan. Dalam penjelasannya, pemerintah Papua Nugini mengatakan pemotongan gaji itu merupakan kesalahan yang tidak disengaja dan berjanji untuk segera memperbaikinya.
Marape dalam pernyataannya juga berjanji memperbaiki kesalahan administratif yang menyebabkan pemotongan gaji tersebut.
CNBC


