Waspada Cuaca Panas Ekstrem, Bisa Sebabkan Dehidrasi Kulit Hingga Kanker
Surabaya, Nawacita – Sepekan hari terakhir, warga Surabaya mengeluhkan cuaca panas yang luar biasa terik. Data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menuliskan suhu panas di Kota Surabaya kini mencapai 35 hingga 36 derajat celcius.
Cuaca ekstrem ini terjadi akibat fenomena El Nino yang sedang melanda sejumlah wilayah Indonesia, termasuk kota Surabaya. Kendati demikian, cuaca panas ekstrem ini tidak boleh disepelekan. Karenanya, bisa memberikan efek buruk bagi tubuh manusia, salah satunya pada kesehatan kulit.
Menurut Dokter Estetika Daniel Widiyanto, cuaca yang terlalu panas membuat kadar air pada kulit berkurang. Akibatnya, terjadi kerusakan pada skin barrier. Kalau skin barrier rusak yang terjadi kulitnya lebih gampang merah, lebih gampang kering. Kemudian juga akan merasa gatal-gatal. “Pokoknya kulit jadi lebih sensitif. Itu nantinya akan memicu masalah lain seperti jerawat,” tutur dokter Daniel saat ditemui awak media di Facena Beauty Clinic Jumat, 6/10/2023.
Lebih lanjut, paparan sinar matahari langsung dengan suhu panas ekstrem menyebabkan dehidrasi karena permukaan kulit yang menguap. “Karena dia (kulit) menguap, otomatis kulit akan menjadi lebih kering. Itu dua problem yang paling sering karena cuaca,” pungkas dokter di Facena Beauty Clinic itu.
Dehidrasi pada kulit menurutnya akan memengaruhi keseimbangan daya tahan tubuh dan mengganggu aktivitas manusia. Bahkan, dehidrasi juga bisa berdampak pada organ tubuh yang tidak berfungsi secara optimal.
“Orang kalau dalam kondisi kepanasan itu akan dehidrasi. Nah kalau Dehidrasi, otomatis aliran darahnya ke organ tubuh juga akan berkurang. Itu akan mempengaruhi kreativitasnya dia, kemudian daya tahan tubuhnya juga. Makanya banyak orang yang jadi gak fokus karena dia dehidrasi,” jelasnya.
Selain itu, efek cuaca panas ekstrem juga bisa memicu heatstroke. Heatstroke merupakan kondisi ketika tubuh mengalami peningkatan suhu secara drastis hingga mencapai 40 derajat celcius.
“Orang itu kalau terpapar panas secara terus menerus dalam cuaca yang terlalu ekstrem. Orang bisa kena heatstroke dan ini bisa sampai menimbulkan kematian. Ya meskipun kasus ini jarang banget tapi kita tetap harus hati hati,” tutur dokter asal Surabaya itu.
Menurutnya, masalah kulit akibat cuaca ekstrem ini tidak sesederhana sebabkan jerawatan ataupun flek hitam. Panas matahari yang abnormal bisa memicu penyakit kulit yang serius. Terkadang setiap orang lupa kalau panas matahari juga memicu penyakit kulit serius, seperti kanker kulit. “Kalau terlalu banyak terpapar sinar matahari, terutama pada orang-orang yang kulitnya putih. Itu lebih rentan dengan panasnya sinar matahari. Resiko terjadinya kanker kulit akan lebih besar,” tuturnya.

Tanda-tanda penuaan diri juga turut menghantui manusia dari paparan sinar matahari. Karena Sinar matahari itu merusak kolagen. Mungkin efeknya tidak terasa sekarang. “Tetapi dalam jangka panjangnya itu kulit akan jadi lebih tua. Lebih cepat muncul seperti garis-garis halus, kerutan, dan lain-lain,” tandasnya.
Maka dari itu, untuk melindungi kulit dari bahaya penyakit yang mengintai akibat cuaca panas ekstrem. Dokter Daniel menghimbau untuk perbanyak minum air putih dan selalu memakai sunblock dengan minimal 50 SPF.
“Kita harus Menggunakan sunblock. Karena sunblock akan mengurangi paparan panas dari sinar matahari atau paparan panas dari suhu ke kulit kita. Jangan lupa re-apply setiap 2-3 jam agar fungsi sunblock dalam melindungi kulit kita bisa maksimal,” pungkas dokter Daniel.
via


