Patut Dicontoh, Pasangan Dosen UNESA Ini Dapat Gelar Guru Besar di Hari Yang Sama
Surabaya, Nawacita – Ada yang unik dari pagelaran Rapat Senat Terbuka Pengukuhan Guru Besar Universitas Negeri Surabaya (UNESA), di Gedung Rektorat, Rabu, 27 September 2023. Dari 8 dosen yang dikukuhkan Rektor UNESA menjadi guru besar, dua di antaranya merupakan pasangan suami istri.
Mereka adalah Prof. Dr. Drs. Muhaji, S.T., M.T. yang dikukuhkan menjadi guru besar dalam bidang Teknologi Pembakaran dan Bahan Bakar, dan Prof. Dr. Rita Ismawati, S.Pd., M.Kes. yang dikukuhkan menjadi guru besar bidang Pengembangan Produk Pangan Fungsional.
Meskipun berbeda bidang, keduanya saling bahu membahu dalam penelitian dan pengabdian yang dilakukan. Prof. Muhaji muturkan dirinya dan istri sudah melakukan persiapan untuk meraih gelar guru besar sejak tahun 2011.
“Jadi kami mulai dari 2011 sampai 2023 ini concern. Selalu kolaborasi, saling melengkapi. Baik di dalam penelitian, maupun pengabdian kepada masyarakat,” ujar dosen asal Tulungagung itu.
Mendengar jawaban suaminya, Prof. Rita turut menimpali jawaban. Mereka selalu saling support. “Kemarin juga mengajukannya bareng. Kita selalu berdoa mudah-mudahan nanti kita bisa pengukuhan bareng, dan alhamdulillah Allah mengabulkan untuk itu,” imbuhnya.
Sebagai informasi, mereka adalah senior dan junior saat menempuh pendidikan S1 di UNESA. Prof. Rita menuturkan perbedaannya 2 tahun. Prof. Muhaji masuk lebih dulu sebagai mahasiswa Teknik Mesin. Dua tahun kemudian, Prof. Rita menyusul sebagai mahasiswa baru Pendidikan Tata Boga. Kendati demikian, keduanya mengaku baru mengenal satu sama lain setelah lulus dan mengabdikan diri menjadi dosen di kampus tersebut.
Prof. Rita dan Prof. Muhaji telah melewati proses panjang untuk bisa mendapatkan gelar guru besar. Ini merupakan buah manis dari kolaborasi apik yang mereka jalin. “Meskipun ya semua itu tidak mudah, ya. Perjalanan panjang sebetulnya untuk sampai di tahap ini,” ujar Prof. Rita.
Perbedaan bidang ilmu tidak melunturkan semangat dua sejoli ini untuk menyandang gelar impian bersama.
Prof Muhaji fokusnya mesin. Sedangkan sang istri ahli di masalah makanan dan gizi. Sehingga di dalam melaksanakan Tri dharma PT, bisa saling kolaborasi. “Saya yang menciptakan dan merancang alatnya. Sedangkan istri terkait pengembangan produk untuk pangan fungsional, bagaimana kandungan gizinya, dan lain – lain,” jelas Prof. Muhaji.
Kolaborasi keduanya telah menghasilkan beragam alat dan produk. Untuk alat yang diciptakan seperti, mesin penghancur udang, mesin pencetak terasi, mesin pemeras kelapa, dan masih banyak lagi. Sementara pangan fungsional dari daun kelor yang berhasil diolah, seperti yogurt, crackers/biskuit, kembang goyang, dan olahan produk lainnya.
Sesuai dengan background pendidikan Prof. Rita, yakni S1 tata boga, dan S2 S3 gizi masyarakat. Ia mengembangkan ilmu boga dan ilmu gizi untuk mengembangkan pangan lokal menjadi produk fungsional.
Bahkan, inovasi olahan daun kelor menjadi crackers itu sudah memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB), terdaftar PIRT, sertifikat halal dan memiliki paten Granted (capaian tertinggi dari bidang penelitian dan pengabdian masyarakat).
Prof Rita ingin melalui inovasi daun kelornya sebagai pangan fungsional, dapat membantu peningkatan gizi masyarakat Indonesia.
“Semua ini kita aplikasikan untuk intervensi berbagai masalah gizi, baik itu terkair anak yang stunting maupun anak yang kurang gizi, anemia, dan lainnya,” tuturnya.

Capaian-capaian prestasi dosen suami istri ini membuat Rektor UNESA bangga.
“Keduanya kolaborasi untuk menghasilkan beberapa temuan. Satunya membuatkan mesin, san satunya lagi menggunakan mesin buatan pasangannya untuk mengolah daun kelor menjadi berbagai makanan. Ini sungguh luar biasa. Bahkan produk temuan istrinya sudah dapat hak paten, sudah di HAKI kan,” tutur Cak Hasan dengan nada bangga memamerkan capaian Prof. Muhaji dan Prof. Rita. via


